Ganjar-Yasin “Ndeprok” Demi Layani Warga Swafoto

  • 07 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Ribuan warga Jawa Tengah memadati Halaman Kantor Gubernur, Jumat (7/9) mulai pukul 12.30 WIB. Mereka menyerbu deretan stand kuliner khas kabupaten/ kota yang disajikan secara gratis pada acara Tasyakuran Warga Jawa Tengah. Seperti garang asem Demak, nasi pindang Kudus, nasi megono Pekalongan, kupat sayur Kendal, mendoan Purwokerto, dawet ireng Banjarnegara, es gempol, dan lainnya.

Masyarakat rela mengantre untuk menikmati lezatnya aneka kuliner tersebut. Tidak terkecuali, Yuli–wanita paruh baya, yang datang ke acara tasyakuran bersama anak perempuan dan cucu laki-lakinya. Yuli yang tinggal di Pleburan itu menjelaskan, puterinya mengetahui penyelenggaraan tasyakuran dari media sosial, kemudian mengajak ibu dan anaknya untuk hadir pada acara tersebut.

“Saya sudah mencicipi nasi pindang Kudus dan lontong sate. Ternyata, pilihan makanan yang disediakan banyak,” tuturnya sembari tersenyum.

Yuli dan puterinya berharap, Gubernur Ganjar Pranowo dan Wakil Gubernur Taj Yasin dapat memimpin warga Jawa Tengah agar semakin guyub rukun dan sejahtera.

“Harapan kami Pak Ganjar dan Pak Taj Yasin bisa membangun Jawa Tengah lebih baik lagi,” ujarnya mantap.

Tak hanya warga Kota Semarang, Tasyakuran Warga Jawa Tengah juga diikuti oleh warga Boyolali. Salah seorang di antaranya adalah Joko Wahdini yang tiba di Halaman Kantor Gubernur sekitar pukul 11.00 WIB. Pria paruh baya itu menghadiri tasyakuran bersama sejumlah perangkat desanya. Joko berbahagia karena gubernur pernah meninjau langsung pembangunan di desanya.

“Beliau sudah pernah meninjau desa saya di Boyolali. Harapannya Pak Ganjar bisa meneruskan pemerintahan semakin baik,” harapnya.

Tak hanya makanan yang diserbu warga, Ganjar-Yasin pun diburu warga untuk berfoto bersama. Kamera handphone terus beraksi sejak gubernur dan wakilnya keluar dari Kantor Gubernur menuju tenda kehormatan.

Saking banyaknya warga yang ingin berfoto, kedua gubernur dan wakilnya rela “ndeprok” di karpet merah yang berada di depan panggung beberapa saat setelah memberikan sambutan. Warga pun tak menyia-nyiakan kesempatan bersama pemimpin wilayahnya dengan sekadar bersalaman dan berswafoto. Keduanya juga memberi kesempatan berfoto bagi para penyandang disabilitas yang hadir dalam tasyakuran tersebut.

Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang mampu mempersiapkan acara tasyakuran tersebut dalam kurun waktu singkat. Pasalnya, dia juga tidak menyangka jika pelantikan gubernur dan wakil gubernur berlangsung lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan. Meskipun dipersiapkan dalam waktu singkat, namun acara tasyakuran itu sukses membuat warga Jawa Tengah bersuka cita.

“Teman-teman Pemprov Jateng terima kasih sudah mempersiapkan acara ini dengan sangat cepat. Persiapannya hanya dua hari kemarin. Terima kasih kabupaten/ kota nyumbang panganan, nyumbang kesenian,” ujarnya.

Ganjar menambahkan, malam ini juga digelar Jateng Bersalawat di Halaman Kantor Gubernur. Pihaknya berharap, penyelenggaraan kegiatan religi itu mampu membuat Jawa Tengah semakin damai. Seluruh warganya hidup rukun dan saling menghormati. Situasi kondusif ini harus terus dipelihara, terlebih dalam waktu dekat warga Indonesia akan merayakan pesta demokrasi.

“Saya ingin memulai dengan shalawatan sehingga Jateng Bersalawat hidup lagi. Insya Allah Mbah Moen rawuh. Biar kita didoakan supaya Jawa Tengah adem, ayem, tentrem,” lanjutnya sembari tersenyum.

Terkait persoalan yang dihadapi masyarakat, Ganjar menjelaskan, dirinya akan melibatkan pemkab/ pemkot agar masalah warga dapat diselesaikan lebih cepat.

“Saya sudah berkomunikasi dengan bupati/ wali kota. Kalau dulu setiap minggu selama dua hari saya keliling bertemu masyarakat, besok kita ganti. Kita akan bertemu masyarakat dan pemerintah kabupaten/ kota. Kita selesaikan persoalan di situ sehingga bisa lebih cepat,” jelasnya.

Senada dengan Ganjar, Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen mengimbau agar warga Jawa Tengah senantiasa guyub rukun dan dewasa dalam menyikapi perbedaan.

“Perbedaan pasti ada, tetapi dengan gotong-royong Jawa Tengah akan semakin maju. Jawa Tengah akan lebih dihormati ketika kita berbeda tetapi kita tetap berangkulan,” tegasnya.

Taj Yasin menambahkan, kepemimpinan rasulullah dapat menjadi teladan untuk memperkuat kerukunan masyarakat. Sebab, rasulullah selalu mengedepankan kebersamaan.

“Kita telah memiliki contoh seorang pemimpin Rasulullah SAW yang mengedepankan kebersamaan, yang kemudian itu dicurahkan ke dalam Piagam Madinah. Itu akan kita pegang teguh untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dengan kerukunan,” pungkasnya.

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait