Ganjar Wujudkan Mimpi Masyarakat Desa Sedayu Karanganyar, Miliki Bangunan Masjid Megah

  • 30 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

KARANGANYAR – Suara takbir menggema saat masyarakat tengah menunaikan ibadah Salat Magrib, di Masjid Ibadurrahman, Dukuh Wates, Desa Sedayu, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar. Mereka larut dalam kekhusyukan menjalankan salat jemaah.

Hal itu tak lepas dari nyamannya bangunan masjid. Tempat ibadah umat Islam ini belum lama selesai pembangunannya. Setelah sebelumnya, bangunan masjid menjalani renovasi secara total, menyusul tidak laiknya kondisi.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menggandeng Baznas Jateng mewujudkan mimpi masyarakat setempat bisa memiliki bangunan masjid yang layak. Dengan bantuan yang digelontorkan Rp70 juta. Akhirnya, masjid yang dulu sudah rusak di sana-sini, serta harus berdesakan bahkan tidak muat, sekarang telah diperbaiki.

Masjid semula dibangun pada 1997. Seiring waktu berjalan, masjid mengalami kerusakan. Hampir 25 tahun belum ada renovasi.  Bantuan orang nomor satu di Jateng itu membuat masyarakat ikut serta bersemangat, membangun masjid jadi lebih bagus.

Ketua Takmir Masjid Ibadurrahman Yatno mengatakan, kondisi bangunan masjid sekarang sudah bagus. Masyarakat bisa memanfaatkannya untuk berbagai kegiatan di masjid.

“Masjid sekarang, tidak bisa saya bayangkan. Karena saya syukur kepada Allah SWT, bahwa masjid ini lebih dari apa yang diduga masyarakat, takmir. Sampai ada yang menitikkan air mata karena kagum,” kata Yatno, di Masjid Ibadurrahman,  Kamis (30/3/2023).

Dia mewakili jemaah masjid berterima kasih kepada Baznas dan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, atas bantuan serta semangatnya kepada masyarakat. Sehingga masjid bisa terbangun dan berdiri megah.

“Kalau mungkin enggak ada semangat dari Pak Ganjar, kemungkinan masjid ini masih itu-itu saja. Tapi Alhamdulillah bantuan Bapak Ganjar, mudah-mudahan Pak Ganjar tambah teman, tambah paseduluran. Semoga apa yang diharapkan Pak Ganjar bisa lancar, bisa semangat, bisa sukses,” ujarnya.

Dia menuturkan,  sebelum gubernur datang melihat kondisi masjid kemudian memberikan bantuan, memang keadaan fisik tempat ibadah rusak. Mulai dari atap bocor, dinding retak dan lapuk, tempat wudhu juga tak nyaman. Bahkan, saat  hujan selain berakibat atap masjid bocor, juga aliran listrik korsletting.

“Kalau kemarin sebelum dibangun. Belum ada dana dari Pak Gubernur Ganjar, jemaah itu agak mengkhawatirkan. Kalau hujan deras dan angin, mbah yang sepuh-sepuh itu mau salat saja agak meragukan akhirnya salat di rumah,” bebernya.

Masjid dulu untuk luas lokasi dalam sekitar 7 meterx7 meter dan halaman depan itu sekitar 2 meter. Kemudian saat ini semakin luas yaitu kurang-lebih total sekitar 10 meterx10 meter.

“Pak Ganjar ke sini, Alhamdulillah,  warga senang, semangat karena ada harapan. akhirnya warga senang dan banyak warga yang mau ngasih kalau masjid mau dibangun akan membantu segi kayu, segi uang, segi tenaga, segi makanan,” kenangnya.

Sampai akhirnya, dana yang terkumpul termasuk dari Gubernur dan Baznas total sekitar Rp275 juta. Tidak hanya itu, warga juga membantu 300 sak semen, herbel, dan lainnya.

Ditambahkan, pelaksanaan pembangunan masjid dilakukan secara gotong royong karena masyarakat merasa saling memiliki. Akhirnya masjid terbangun sekitar 120 hari. Meski belum maksimal namun kondisinya sudah megah. Mulai dari nyamannya tempat wudhu, toilet, tempat salat, hingga halaman parkir yang luas.

Hasilnya, masyarakat berduyun-duyun datang ke masjid untuk salat berjamaah atau melakukan  berbagai kegiatan. Baik mengaji Al-Qur’an, kegiatan keagamaan, sampai hal yang terkait lainnya.

 

 

Lebih Semangat Salat

 

Seorang jemaah masjid, Yuliana Ani Yukiyah, mengatakan dulu kondisi masjid memprihatinkan, bahkan di mana-mana bocor atapnya. Saat salat, kalau sujud, jemaah laki-laki dan perempuan kakinya hampir mengenai jemaah perempuan.

“Sekarang sangat bersyukur dan bangga atas kepedulian Pak Ganjar. Semoga kebaikan bapak membawa manfaat untuk masjid kami. Semoga ke depannya diberi kemudahan, kelancaran semuanya. Sangat senang bersyukur sekali,” tuturnya.

Adanya bangunan masjid baru juga membuat semangat jemaahnya. Mereka bisa nyaman dalam beribadah. Ibu dan anak-anak bisa belajar Al-Qur’an bersama di masjid.

“Ini sudah bagus. Pokoknya terima kasih enggak bisa berkata. Sangat senang ibu-ibu belajar Al-Qur’an. Ada yang iqra, ada yang Al-Qur’an,” tuturnya.

Jemaah lain, Sukarmi, mengatakan dulu masjid bocor pas hujan deras. Perempuan 63 tahun ini pun memilih salat di rumah. Kini,  dengan adanya dukungan Gubernur Ganjar dan donatur semua, masjid berdiri dengan bagus.

“Mudah-mudahan bisa kerasan salat di sini. Saat pembangunan, warga bantu makanan, tenaga, semuanya. Masjid megah, anak-anak TPA dulu sedikit, sekarang banyak. Sebelum Pak Ganjar datang, masjid bocor. Terima kasih Pak Ganjar. Masjid megah. Ibu-ibu bisa belajar ngaji, sudah terbuka pikirannya. Kamar mandi juga sudah bersih,” terangnya.

Giyanto, jemaah lain, mengatakan kondisi masjid saat ini jauh lebih bagus sehingga lebih semangat salatnya. Hal ini berbeda dengan kondisi masjid yang lama. Itulah yang dirasakan sebagian masyarakat yang kerap salat di masjid.

“Dulu di Sedayu, masjid sini paling jelek sendiri. Tempatnya kayak musala. Ingin nangis kalau kelingan masjid dulu, trenyuh. Mboten nyana (tidak mengira) bisa bangun seperti ini,” ungkapnya.

Dia mengenang, dulu masyarakat kerap tidak kebagian tempat karena keterbatasan luas musala, termasuk dia sendiri. Bahkan, jemaah perempuan sering membeludak hingga harus menggelar alas di halaman agar bisa ikut salat. Sekarang masjid sudah luas. Dia dan warga lainnya bisa beribadah dengan nyaman.

“Saya ucapkan terima kasih pak Ganjar sudah bantu materi banyak dana. Umpama tidak dibantu, swadaya masyarakat mungkin kurang. Matur nuwun sanget, Pak Ganjar sudah bantu pembangunan masjid walaupun belum 100 persen selesai,” pungkasnya.

Sejak 2014, Baznas Jateng telah mengalirkan bantuan untuk pembangunan masjid sebanyak 665 unit, dan musala 319 unit. Bantuan pembangunan masjid dan musala tersebut mayoritas dilakukan di Jawa Tengah dan lainnya di luar Jawa Tengah. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait