Ganjar dan Istri “Terhipnotis” Letto

  • 05 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

Banjarnegara – Hawa dingin yang menyelimuti Dataran Tinggi Dieng atau Dieng Plateau yang mencapai delapan derajat celcius, tak menyurutkan semangat para wisatawan lokal maupun mancanegara menyaksikan pementasan musik “Senandung Negeri di Atas Awan”, Sabtu (4/8) malam.

Lebih dari empat ribu penonton nampak semringah menyaksikan aksi band-band lokal pembuka konser yang menjadi bagian dari gelaran Dieng Culture Festival (DCF) 2018. Di antara ribuan penonton, hadir pula Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP didampingi istri Atikoh Ganjar Pranowo, serta Bupati Banjarnegara dan Forkopimda setempat.

Panggung utama dengan latar belakang ornamen topeng tokoh pewayangan Dewi Sekartaji, dan berhias kelap-kelip cahaya lampion bak bintang melayang pelan mengitari panggung, menambah syahdu suasana. Irama akustik yang mengalun seolah menghipnotis para pengunjung dari penjuru nusantara dan negara tetangga, untuk tetap bertahan sembari duduk santai di atas rumput yang terhampar di kompleks Candi Arjuna, Kecamatan Batur, Banjarnegara.

Riuh tepuk tangan dan sorak sorai pengunjung yang didominasi kalangan muda pun pecah ketika suara khas vokalis “Letto”, Sabrang Mowo Damar Panuluh alias Noe menyanyikan lagu berjudul “Permintaan Hati”. Dengan iringan musik rancak dan enerjik mengajak penonton berdendang dan bergoyang.

Suasana kawasan candi Hindu yang dibangun sekitar abad VIII Masehi tersebut, sontak semarak oleh histeria penonton menyaksikan penampilan bintang tamu istimewa band asal Yogyakarta. Terlebih ketika sang vokalis mendaulat sejumlah penonton naik ke panggung untuk bersama-sama menyanyikan lagu “Gundul-Gundul Pacul” dengan iringan musik versi keroncong, rok, dangdut, dan musik tradisional.

Semangat penonton semakin menggelora ketika lagu “Berkibarlah Benderaku” mengalun dari atas panggung dan menggema di Dataran Tinggi Dieng. Semua penonton spontan berdiri mengikuti sang bintang tamu menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut dengan penuh semangat.

“Kalau damai dan semua bersatu seperti sangat indah dan menyenangkan. Dieng adalah contoh kedamaian untuk negeri Indonesia,” ujar Noe.

Deretan lagu grup band papan atas Tanah Air yang populer sekitar awal tahun 2000-an seperti Sandaran Hati, Rasa Cinta, Relung Rindu menghangatkan suasana “Negeri Para Dewa”. Gubernur Ganjar dan istri pun tampak ikut bernyanyi bersama para penonton. Pagelaran musik beragam aliran tersebut ditutup dengan lagu “Sebelum Cahaya”.

Selain Letto, tampilan musisi asal Jepang Hiroaki Kato dalam pagelaran musik tersebut tidak kalah memukau. Penonton pun terhanyut oleh suara merdu dengan lirik melankonis pria berambut gondrong tersebut. Terlebih ketika warga Jepang yang telah tiga tahun tinggal di Indonesia itu membawakan lagu “Asian Games Bright the Sun” dalam tiga bahasa, yakni versi bahasa Indonesia, Jepang, dan Inggris.

Matur nuwun, semoga semua menyukai lagu dalam beberapa versi bahasa ini. Semoga hubungan Jepang dengan Indonesia semakin baik, nanti banyak orang sini (Dieng) ke negara saya di Jepang, dan orang Jepang banyak yang berwisata ke sini. Dieng adalah tempat wisata favorit saya,” beber Hiroaki.

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait