Ganjar: “Aja Karepe Nulung Malah Ditulung”

  • 30 Apr
  • Prov Jateng
  • No Comments

Magelang – Gubernur JawaTengah H Ganjar Pranowo SH MIP meminta masyarakat mewaspadai kondisi cuaca saat ini, terutama warga yang bermukim di kawasan rawan bencana alam. Selain itu juga mengimbau warga tidak berkerumun terlalu dekat di sekitar lokasi bencana. 

“Daerah kita merupakan daerah supermarket bencana, dan terbukti sering terjadi berbagai bencana. Meski saat ini mendekati musim kemarau, tapi curah hujan masih sangat tinggi. Maka saya minta warga meningkatkan kewaspadaan bencana,” ujar Gubernur Jateng H Ganjar  Pranowo SH MIP saat meninjau lokasi banjir bandang di Desa Sambungrejo Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Minggu (30/4).

Dalam kunjungannya di di RT 8/RW 5, Desa Sambungrejo, Gubernur didampingi Bupati Magelang Zainal Arifin dan Kepala Harian Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng Sarwa Permana. Proses pencarian tujuh korban hilang terus dilakukan meskipun cuaca kurang mendukung karena rintik gerimis turun dan kerumunan warga di sekitar lokasi longsor.

Saat ini, terang Ganjar, Tim SAR sudah bekerja bagus dan telah mendeteksi beberapa titik kemungkinan adanya korban yang tertimbun lumpur. Petugas BPBD juga melakukan pemantauan di bagian atas bukit, sehingga ketika hujan turun lebat dan berpotensi terjadi banjir atau longsor di bagian bawah dapat diketahui dan masyarakat bisa bergerak cepat.

Kejadian bencana tersebut mengundang perhatian masyarakat untuk datang ke lokasi bencana. Gubernur mengimbau, warga yang tidak mempunyai kepentingan agar tidak mendekati atau berkerumun di sekitar lokasi bencana banjir bandang. Apalagi pascabanjir bandang disertai lumpur yang menerjang permukiman warga pada Sabtu (29/4) sore, kondisi cuaca masih kerap turun hujan. Sehingga warga diminta tidak berbondong-bondong mendekati perbukitan yang menjadi lokasi banjir dan longsor karena berpotensi terjadi bencana susulan.

“Semua dari bawah ingin naik mendekati lokasi banjir, mungkin mereka berempati ingin membantu. Tapi saya khawatir karepe nulung malah ditulung. Jangan sampai para penonton justru menjadi korban,” katanya.

Gubernur menjelaskan, tradisi dan budaya masyarakat Jateng yang guyub dan rukun mendorong masyarakat ingin mengunjungi lokasi bencana. Namun para “penonton” ini harus berada di luar garis kuning agar tidak mengundang bahaya susulan serta tidak mengganggu petugas melakukan evakuasi atau pencarian para korban yang tertimbun lumpur dan bebatuan.

“Warga yang menonton harus di luar garis kuning. Kalau tidak mau menyingkir maka petugas harus memaksa mereka menjauh dari lokasi bencana,” tandasnya.

Selain meninjau lokasi banjir bandang, Gubernur Ganjar juga menjenguk keluarga korban meninggal dalam bencana yang menewaskan lima orang dan tujuh lainnya hilang. Dalam kesempatan tersebut, mantan anggota DPR RI ini juga menyerahkan bantuan untuk para korban bencana, baik yang meninggal, hilang, maupun rumah rusak akibat diterjang banjir.

“Bantuan ini untuk para korban banjir bandang. Warga yang rumahnya rusak ringan, sedang, dan berat akan mendapat bantuan. Selain itu, warga atau relawan yang membantu juga jangan sampai kekurangan makanan dan kebutuhan lainnya,” terangnya kepada bupati Magelang.

Sementara itu, Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Magelang, Didik Wahyu menyebutkan, dalam proses evakuasi korban meninggal dan pencarian korban hilang, pihaknya telah mengerahkan sebanyak 600 relawan dari BPBD daerah Kabupaten Magelang, Klaten, Temanggung, dan Purworejo.

“Selain dari BPBD, kami juga dibantu TNI, Polri, dan masyarakat. Proses pencarian korban hilang atau tanggap darurat akan dilakukan hingga tujuh hari ke depan,” katanya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait