Gajah Stegodon Bakal Cengangkan Pengunjung Museum Purbakala Banjarejo

  • 02 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Grobogan – Keberadaan museum purbakala yang akan segera dibangun di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan bakal membuat pengunjung takjub. Sebab, tidak hanya mengoleksi fosil mahluk hidup berusia ratusan hingga jutaan tahun,  kerangka gajah raksasa purba juga akan menjadi penghuni museum tersebut.

Temuan fosil gajah raksasa yang terkubur pada kedalaman sekitar 1,5 meter dan diperkirakan seluruh bagian kerangka tubuhnya masih utuh, kini sedang dalam tahap penggalian. Pascatemuan fosil gajah purba sekitar awal Juni 2017 itu, hampir setiap hari temlat itu dikunjungi warga, baik masyarakat sekitar Grobogan maupun luar kota.

“Saya tahu ada temuan fosil gajah raksasa di Banjarejo dari membaca berita. Setelah melihat aslinya sangat mencengangkan mata. Ukurannya fosil ternyata super besar sekali dan sepertinya memang masih lengkap,” ungkap Tri Endah, seorang pengunjung usai melihat proses penggalian fosil gajah di Desa Banjarejo, Rabu (2/8).

Warga Penawangan tersebut, sengaja datang ke lokasi penggalian di tengah areal persawahan karena penasaran dengan temuan fosil gajah yang diyakini merupakan gajah Stegodon. Meskipun posisi anggota tubuh gajah yang diperkirakan hidup pada 1,2 juta tahun silam itu belum tampak seutuhnya, namun telah menjadi magnet warga untuk berkunjung ke Banjarejo sekadar melihat dan mengabadikannya menggunakan telepon selular.

Penemuan fosil yang dipercaya merupakan satu ekor gajah itu, hingga awal Juli 2017 baru tergali sebagian sehingga hanya terlihat berupa tulang belakang, tulang rusuk, sepasang gading, dan sepasang kaki belakang, kaki depan. Sedangkan bagian tengkorak belum ditemukan dan masih dalam proses pencarian di sekitar kerangka organ lain.

“Kalau ini bisa dikelola seperti Sangiran di Sragen, maka ini akan menjadi objek wisata purbakala yang luar biasa menarik. Objek ini bisa bermanfaat untuk ilmu pengetahuan, pariwisata, pendidikan, dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” beber Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP di sela-sela meninjau lokasi temuan fosil gajah purba di Desa Banjarejo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Rabu (2/8).

Menurutnya, dengan beberapa temuan fosil purba seperti gigi paus, buaya, dan fauna laut lainnya, serta fosil gajah raksasa yang ditemukan sekitar awal Juni 2017 lalu, diperkirakan masih terdapat banyak fosil purba tersebar di seluruh area Banjarejo.

“Bahkan temuannya lebih menarik karena diperkirakan dahulu kawasan ini adalah laut, maka ada gigi paus, buaya, dan lainnya. Harapan ke depan ini akan kita jadikan museum,” katanya.

Keberadaan museum di tengah areal persawahan dan agak jauh dari permukiman warga dengan beragam koleksi fosil purba akan semakin menarik wisatawan dari berbagai daerah maupun mancanegara berkunjung ke Banjarejo. Apalagi Pemkab Grobogan telah mengalokasikan anggaran Rp 8 miliar untuk infrastruktur kawasan museum purbakala.

“Dari Balai Purbakala sudah ada perencanaan. Kemarin dari Purbakala Provinsi dan Kabupaten sudah bertemu, nah sekarang kita mencoba mendekati dari sisi kepemilikan tanah dan tadi pemilik tanahnya juga sudah bersedia,” katanya.

Senada dikatakan Kasi Perlindungan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran Budhy Sancoyo, setelah melalui beberapa tahap termasuk proses penggalian dan rekontruksi, selanjutnya akan dibangun atap permanen di lokasi temuan fosil gajah. Sekain itu, guna mempercepat terlaksananya pembangunan museum purbakala, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemprov, pemkab, serta instansi terkait lainnya.

“Fosil gajah ini akan dikembalikan pada tempat asal ditemukan fosil. Kemudian di area itu akan dibangun museum, sampai saat ini tahap penggalian sudah berlangsung 25 hari,” terangnya.

Sementara itu, pemilik lahan temuan fosil gajah purba, Rosdi mendukung adanya museum purbakala di lahan pertanian miliknya. Petani tersebut merelakan lahan seluas 3.200 meter persegi di tengah areal persawahan itu untuk lokasi objek wisata sekaligus sarana pendidikan kepurbakalaan di Jawa Tengah.

“Saya tidak masalah tanah ini dibeli pemerintah untuk museum. Saya tidak sengaja menemukan fosil gajah ini. Saat itu saya sedang menggali sumur untuk menyiram tanaman jagung, tiba-tiba menemukan kerangka gajah purba,” terangnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait