Gagas PPAP Agro Center Soropadan Jadi Agrowisata

  • 18 Jul
  • Prov Jateng
  • No Comments

Temanggung – Keberadaan Pusat Pelayanan Agribisnis Petani (PPAP) Agro Center Soropadan di Kabupaten Temanggung, diharapkan tidak hanya untuk tempat pameran berbagai produk pertanian dan perikanan tahunan. Tapi juga bisa dikembangkan menjadi agrowisata yang bisa dinikmati masyarakat umum setiap hari.

“Ke depan saya ingin ini (PPAP Agro Center Soropadan) dikelola dengan optimal dan maksimal. Idealnya ada unit usaha atau unit kerja yang menangani pertanian tersendiri sehingga bisa kopen. Kalau perlu unit kerja itu bekerja sama dengan pihak swasta,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP usai Temu Wicara dengan Petani dan Nelayan pada Penutupan Soropadan Agro Expo (SAE) VIII Tahun 2017 di Temanggung, Senin (17/7).

Menurut dia, Soropadan memiliki luas sekitar 5,6 hektare dengan lokasi sangat strategis yakni di pinggir jalan utama Semarang-Yogyakarta, sehingga sangat tepat jika dimanfaatkan untuk memamerkan beragam produk unggulan dari 35 kabupaten/ kota di Jateng. Termasuk produk pertanian dan perikanan yang digelar dalam jangka waktu tidak terlalu lama, atau minimal seminggu maupun sebulan sekali secara bergiliran.

Selain fasilitas pameran, lanjut Sekda, di Soropadan juga ada home theater sehingga bisa digunakan sebagai sarana “bercerita” tentang sejarah pertanian di Jateng. Misalnya menampilkan sejarah tentang tembakau Temanggung, kedelai Grobogan, bawang merah Brebes, kopi, serta komoditas unggulan lainnya.

Tidak kalah penting juga adanya posko atau kantor yang bisa untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya petani menyangkut berbagai perihal pertanian dan perikanan. Dengan begitu, selain mendapat edukasi mengenai pertanian, pengunjung juga bisa berwisata atau menikmati objek lain yang ada di Soropadan.

“Jadi pengelolaan tempat ini harus betul-betul produktif. Kalau hanya seperti ini eman-eman karena ini merupakan aset yang bagus. Saya ingin ada banyak yang bisa dinikmati pengunjung di Soropadan setiap hari,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Setda Provinsi Jateng Peni Rahayu dalam sambutan penutupan SAE VIII menyebutkan, pengunjung SAE 2017 meningkat tajam dibanding penyelenggaraan SAE sebelumnya.

“Jumlah pengunjung mulai hari pertama hingga penutupan tercatat 108.954 orang. Sedangkan tahun 2015 hanya dihadiri sekitar 50 ribu orang,” katanya.

Peningkatan jumlah pengunnung tersebut berkat kerjasama dengan berbagai pihak, promosi di media massa, serta beragam lomba yang mampu menarik masyarakat untuk berkunjung. Antara lain lomba olahan kudapan berbahan beras bagi ibu-ibu PKK, memancing kategori anak-anak dan dewasa, menggambar dan mewarnai tingkat PAUD-TK, inovasi pertanian kategori pelajar dan mahasiswa, temu karya petani dan nelayan, serta stand favorit.

Ia menyebutkan, nilai transaksi kegiatan pameran yang berlangsung 13-17 Juli 2017 itu mencapai Rp 19,1 miliar. Nilai tersebut terdiri atas transaksi temu usaha yang diikuti sekitar 100 petani dan pelaku usah pada 13 Juli 2017 mencapai Rp 4,8 miliar, serta transaksi tunai harian dari 121 stand pameran mencapai Rp 14,3 miliar.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait