Forum Anak Soloraya Inginkan Sarana Curhat

  • 20 Mar
  • bidang ikp
  • No Comments

Sragen – Kasus kekerasan terhadap anak maupun tindak kehatan yang dilakukan anak-anak kian marak di berbagai daerah. Butuh keterlibatan berbagai pihak termasuk dukungan pemerintah dalam upaya melindungi sekaligus menghindarkan anak-anak dari berbagai ancaman kejahatan.
“Ahir-ahir ini banyak kasus kekerasan terhadap anak, maka dukungan pemerintah dalam pemenuhan hak-hak sangat dibutuhkan. Misalnya, ada suatu tempat untuk anak-anak curhat sehingga anak bisa saling sharing,” pinta Varel (16), perwakilan Forum Anak eks-Keresidenan Surakarta pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbangwil) eks-Karesidenan Surakarta di Pendapa Pemkab Sragen, Selasa (20/3).
Selain tempat curhat anak, remaja anggota Forum Anak Perwakilan Karanganyar itu berharap adanya taman bermain anak yang tidak terpusat di kota, namun menyebar ke seluruh pelosok daerah atau sampai tingkat desa. Sehingga semua anak baik di kota maupun desa dapat menikmati taman bermain yang disediakan pemerintah.
“Taman bermain yang ada harus bisa digunakan oleh semua anak, termasuk anak-anak difabel. Selain itu juga pengadaan taman baca anak di daerah Soloraya,” terangnya di hadapan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Tengah Drs Heru Sudjatmoko MSi dan para bupati, wali kota se-Soloraya, Forkopimda, serta pejabat terkait lainnya.
Senada disampaikan Yusmiardi. Perwakilan Forum Difabel Sukoharjo itu meminta pemerintah memperhatikan para penyandang disabilitas. Dalam usulannya, Yusmiardi berharap pemerintah mempunyai anggaran untuk pemberdayaan disabilitas yang tersebar di Kabupaten Sukoharjo, Boyolali, Sragen, Karanganyar, Wonogiri, Klaten, dan Kota Surakarta.
Menanggapi usulan Forum Anak dan Forum Difabel tersebut, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AKB) Provinsi Jawa Tengah Purwaningsih menyebutkan, pihaknya sudah menyediakan layanan “Telepon Sahabat Anak” (Tesa), sebagai media pelayanan informasi dan konsultasi atau curhat anak-anak yang sedang menghadapi beragam permasalahan.
Lebih lanjut ia menjelaskan, keberadaan Tesa sejak 2010 tersebut siap melayani lengkap dengan petugas dan psikiater yang siaga 24 jam. Apabila ada anak sedang mengalami berbagai masalah, baik terkait persoalan sekolah, masalah dengan orang tua, maupun teman bermain dapat mencurahkan isi hati (curhat) atau beragam persoalan yang tengah dihadapi langsung kepada Tesa.
“Jika anak mengalami masalah, silakan telepon ke nomor 129 dan bebas pulsa. Anak-anak akan mendapat pengarahan, penjelasan, dan solusi yang tepat dan benar dari psikiater melalui Tesa sehingga anak-anak yang sedang bermasalah itu bisa terarah atau tidak salah jalan,” bebernya.
Plt Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko menjelaskan, berbagai usulan komunitas difabel, forum anak, forum perempuan maupun masyarakat lainnya harus didengarkan dan ditindaklanjuti pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten/ kota. Terutama menyangkut pelayanan di tempat-tempat umum seperti rumah sakit, terminal, jalan, pasar dan kantor-kantor pemerintah, harus ramah anak, difabel, wanita hamil, hingga lansia.
Terkait usulan adanya taman baca dan taman bermain anak tidak hanya di perkotaan, tetapi juga di semua daerah hingga pelosok desa, menurutnya selama ini tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan balai desa atau tempat tinggal sebagai taman baca. Sedangkan untuk pemenuhan koleksi buku, masyarakat dapat mengajukan permohonan bantuan buku ke kantor Badan Arsip dan Perpustakaan Jateng.
“Kebutuhan taman baca tidak hanya dipenuhi oleh pemerintah, tetapi juga oleh perorangan atau swasta dengan menyediakan perpustakaan umum maupun taman baca dengan memanfaatkan teras rumah atau tempat umum lainnya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah Ir Sujarwanto Dwiatmoko MSi dalam paparannya menjelaskan, Musrenbangwil putaran keempat ini mengangkat berbagai persoalan yang sama di wilayah eks-Keresidenan Surakarta yang bisa diintegrasikan dengan campur tangan APBD provinsi maupun nasional serta daerah, dan menggerakkan kekuatan sektor swasta.
“Butuh kreativitas dan inovasi semua penyelenggara pemerintah untuk melahirkan usulan pembangunan yang betul-betul diinginkan masyarakat. Untuk menangkap itu semua maka kita harapkan maka kita membangun dengan tema-tema yang jelas.Tematik menjadi kerangka pikir kita dalam tema besar sesuai visi misi daerah,” bebernya.
Sujarwanto mencontohkan tematik kolaborasi antardaerah antara lain, membangun Karanganyar dengan tema pariwisata atau Solo kota budaya. Kemudian tema-tema tersebut direncanakan secara holistik lalu dilaksanakan. Tidak kalah penting, setiap pembangunan diharapkan punya daya manfaat, daya fungsi, daya ungkit terhadap perubahan-perubahan yang dilakukan dalam keterbatasan yang dimilki masing-masing daerah.
Penulis : Mn, Humas Jateng
Editor : Ul, Diskominfo Jateng
Foto : Humas Jateng

Berita Terkait