Fokus Terus Turunkan Suku Bunga

  • 19 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Magelang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus menggenjot upaya pengentasan kemiskinan, meskipun jumlah penduduk miskin sudah berhasil turun 0,17 persen. Ikhtiar tersebut ditempuh melalui sejumlah strategi pengentasan kemiskinan. Salah satunya pengembangan dan jaminan usaha mikro kecil.

“Kita mengajari pelaku UMKM melek teknologi. Sehingga mereka bisa merambah pemasaran online melalui media sosial. Dinas Koperasi dan UMKM Jateng sudah membuat Sadewa Market untuk mendorong pemasaran online itu,” terang Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat menghadiri  acara The 1st Indonesia International Microfinance Forum (IIMF) 2017 “Microfinance and Poverty Reduction” yang diprakarsai oleh Bank Jateng, Universitas Diponegoro, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Akademi Militer Magelang, Sabtu (18/11).

Orang nomor satu di Jawa Tengah itu menambahkan, Bank Jateng juga memberikan kemudahan akses perbankan kepada pelaku UMKM melalui program Mitra Jateng 25. Program kredit tersebut menawarkan suku bunga rendah, yaitu 6,9 persen dan tanpa agunan.

“Bank Jateng kita minta untuk mendorong (pelaku UMKM) dengan program Mitra Jateng 25 yang berjalan dengan sangat baik. Itu mengurangi ketergantungan mereka terhadap rentenir. Suku bunga kami tidak tujuh persen, tetapi 6,9 persen,” jelasnya.

Selain Bank Jateng, imbuh Ganjar, BPR/BKK pun turut meningkatkan kualitas hidup pelaku UMKM. Mantan anggota DPR RI itu mencontohkan, BPR/BKK Grobogan menciptakan terobosan program kredit jamban. Sehingga Kabupaten Grobogan kini sudah seratus persen bebas buang air besar sembarangan.

Ketua Dewan Komisioner OJK Dr Wimboh Santoso mengapresiasi suku bunga kredit rendah  program Mitra Jateng 25 yang ditawarkan oleh Bank Jateng. Menurutnya, perbankan khususnya lembaga keuangan mikro harus terus berupaya menurunkan suku bunga kreditnya sebagai upaya konkrit mendukung pemberdayaan pelaku UMKM. Sumber dana lembaga keuangan mikro tersebut bisa dari dana-dana donasi atau CSR.

“Kita fokus pada bagaimana suku bunga pinjaman itu turun. Suku bunga tujuh persen itu tergolong masih tinggi, harus bisa rendah lagi. Kita ini ditantang oleh Bapak Presiden, bisa nggak suku bunga itu seperti di Thailand. Benchmark itu sedang kita upayakan. Kita siap untuk bersinergi, BUMN juga akan memberikan support,” ujarnya.

Wimboh juga mengimbau, masyarakat tak terkecuali pelaku UMKM, agar tidak mudah terpancing iming-iming investasi ‘bodong‘.

“Jangan sampai terpancing investasi bodong karena investasi bodong menyasar daerah-daerah terpencil yang masyarakatnya masih kurang tahu,” pesannya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait