Dukung Ketahanan Pangan,TP PKK Jateng Pelajari Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan

  • 25 Jun
  • ikp
  • No Comments

YOGYAKARTA – Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, bersama anggota antusias melihat aneka tanaman, hingga peternakan ikan dan unggas, di halaman Balai Penelitian Pertanian CV Pendawa Kencana Multy Farm Yogyakarta, DI Yogyakarta, Rabu (25/6/2025) sore.

 

“Buah jeruknya manis, enak manisnya. Enggak seperti jeruk umumnya. Ukurannya juga tidak besar, tapi manis banget,” ungkap Nawal, saat merasakan buah jeruk yang baru dipetik oleh pendiri CV Pendawa Kencana Multy Farm, Profesor Gembong Danudiningrat.

 

Nawal menyampaikan, dia.membawa jajaran pengurus TP PKK Jateng, untuk belajar teknologi pertanian ke CV Pendawa Kencana Multy Farm Yogyakarta. Pihaknya menggandeng Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Provinsi Jawa Tengah.

 

“Kami bersama Brida akan mengonsepkan terlebih dahulu apa yang jadi prioritas, dengan melibatkan kelompok wanita tani (KWT), untuk ikut serta mengembangkan teknologi pertanian. Jadi tidak fokus ke mana-mana dulu,” ujar Nawal, seusai belajar teknologi pertanian tersebut.

 

Meski demikian, pihaknya tetap mempraktikkan perilaku yang bagus dalam menjaga ketahanan pangan, seperti menghijaukan pekarangan, termasuk di kantor PKK.

 

“PKK juga akan memanfaatkan pekarangannya, agar jadi kantor PKK yang hijau,” harapnya.

 

Nawal menyadari, mewujudkan pangan adalah hal krusial yang sangat penting. PKK Jateng, kata Nawal, mempunyai program Hatinya PKK, yaitu memanfaatkan pekarangan sebagai sumber ketahanan pangan bagi keluarga.

 

“Tetapi saat ini tidak cukup, sehingga kita harus banyak belajar seperti yang dilakukan saat ini. Kita belajar teknologi pertanian. Misalnya, bagaimana tanahnya krisis, tapi bisa panen tiga kali, dan lainnya,” imbuhnya.

 

Ssmentara, Profesor Gembong mengatakan, dia menyambut baik kunjungan PKK Jawa Tengah, untuk mempelajari teknologi pertanian ramah lingkungan.

 

“Kita ingin mengembangkan pertanian yang organik, dan penanganan emisi. Kita mempunyai tiga program, yaitu penyuburan lahan dengan strategi rendah emisi, optimasi gen lokal, teknologi yang ramah lingkungan dan tepat guna. Agar teknologi itu disesuaikan dengan kondisi daerah,” kata Prof Gembong.

 

Dia menyadari, saat ini bumi sudah rusak, sehingga perlu lebih bijak dalam melakukan penanaman, bukan malah merusaknya. Prof Gembong pun ingin membuat masyarakat mau bertani organik, termasuk mendorong agar petani mandiri, seperti bisa membuat obat tanaman, pupuk, hingga bibit sendiri. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

 

 

 

Berita Terkait