Dorong UP2K PKK Tak Sekadar Tambah Penghasilan Keluarga, Atikoh : Kuncinya Komitmen dan Semangat

  • 09 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANGUsaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K) PKK didorong agar berkembang menjadi usaha yang tidak sekadar menambah penghasilan keluarga, tetapi mampu memberikan kontribusi nyata pada perekonomian suatu daerah. Kuncinya, komitmen dan semangat untuk berjuang.
 
Hal tersebut ditekankan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo, saat membuka Lomba UP2K-PKK Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2021 yang dilaksanakan secara daring, dari Rumah Dinas Gubernur (Puri Gedeh), Selasa (9/11/2021).
Diakui, pandemi Covid-19 berdampak pada seluruh kelas usaha, baik besar maupun kecil. Persoalan yang dihadapi oleh usaha mikro, termasuk UP2K PKK sangat kompleks.
Pada sisi konsumen, imbuhnya, terjadi penurunan daya beli masyarakat, karena pendapatan berkurang. Masyarakat pun cenderung menahan diri untuk berbelanja.
Sementara, produsen juga dihadapkan pada berbagai persoalan, seperti terhambatnya pemasaran konvensional karena pembatasan kegiatan masyarakat. Tidak ada lagi pameran offline, terutama saat kasus Covid-19 meningkat. Akibatnya, mereka dipaksa untuk beradaptasi menggunakan teknologi untuk pemasaran online. Selain itu juga berinovasi produk.
Beberapa waktu lalu produsen juga mengalami kesulitan bahan baku dan pengiriman produk terhambat, karena permasalahan distribusi. Hal itu juga berdampak pada kapasitas, kualitas, dan kontinyuitas produk.
“Namun demikian, masih banyak pelaku usaha mikro yang ternyata mampu mengatasi krisis dengan baik bahkan terus bertumbuh dan berkembang. Kita dapat belajar dari pengalaman mereka menghadapi krisis dan bangkit kembali, karena yang mereka miliki adalah komitmen dan semangat untuk berjuang, mau belajar dari kesalahan-kesalahan dalam proses usahanya,” tegas Atikoh.
Menurutnya, banyak peluang pasar yang dapat diraih dan rebut, baik pasar lokal, nasional, regional, maupun internasional. Dia mencontohkan, baru saja Jawa Tengah mengirimkan sampel produk makanan ke Jepang dan secara bertahap telah dilakukan kurasi oleh supermarket-supermarket di Jepang. Beberapa produk telah lolos kurasi seperti Bawang Goreng, lanting oven, keripik ketela pohon, keripik tempe, kain lukis nasrafa, eceng gondok, dan alat makan dari kayu.
Kebutuhan luar negeri terhadap produk Indonesia, kata Atikoh, sangat besar, tetapi belum sepenuhnya terpenuhi. Seperti, hasil pertanian, misalnya cabe merah, rempah-rempah, petai, singkong, daun singkong, dan lainnya. Melihat peluang itu, pihaknya mendorong kelompok UP2K-PKK menjadi usaha mikro yang profesional dan kompetitif di masa mendatang.
“Beberapa yang mesti dikembangkan adalah kuantitas produk. Fokuslah pada produk yang potensial dikembangkan. Jangan banyak produk tetapi kecil-kecil,” sorotnya.
Selain itu, perhatikan kualitas produk dengan memperhatikan standarisasi, seperti PIRT, sertifikasi halal, izin edar, masa kedaluwarsa. Kemudian kontinyuitas produk, di mana setiap pesanan mesti bisa terpenuhi. Tingkatkan kemampuan SDM dalam pengelolaan usaha, baik manajemen usaha maupun keuangan, dan penguasaan terhadap teknologi informasi, terutama untuk perluasan pasar.
Atikoh menuturkan, usaha sejenis yang kecil-kecil perlu dikolaborasikan atau digabungkan  menjadi usaha yang berskala industri. Kelembagaan juga diperkuat dengan status usaha dan lembaga usaha yang berbadan hukum seperti koperasi.
“Salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri, kompetensi, kemampuan berjualan dan mengelola usaha, maka Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Lomba UP2K PKK. Selain itu, kita akan mengetahui kondisi kelompok kelompok UP2K dan bagaimana kelompok mengelola usahanya. Hasil lomba ini diharapkan dapat digunakan merancang pola pembinaan yang tepat bagi kelompok UP2K PKK, untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga,” tandasnya. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait