Dorong Perkuliahan “Distance Learning” Hadapi Revolusi Industri 4.0

  • 20 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Kehadiran revolusi industri 4.0 adalah keniscayaan yang tidak bisa dipungkiri oleh setiap bangsa sebagai dampak. Segala hal menjadi tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited).

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP menjelaskan, hal tersebut akibat pengaruh perkembangan internet dan teknologi digital yang masif, sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia, termasuk di dalamnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta pendidikan.

Ditambahkan, ada beberapa elemen penting yang harus menjadi perhatian pendidikan tinggi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa pada era revolusi industri 4.0. Perlu dipersiapkan sistem pembelajaran yang lebih inovatif di perguruan tinggi seperti penyesuaian kurikulum pembelajaran.

“Selain itu, meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal data Information Technology (IT), Operational Technology (OT), Internet of Things (IoT), dan Big Data Analitic, mengintegrasikan objek fisik, digital, dan manusia untuk menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang kompetitif dan terampil. Terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy,” jelasnya saat membuka Seminar Nasional Peranan Perguruan Tinggi dalam Era Revolusi Industri 4.0 di Auditorium Universitas Semarang, Kamis (19/7).

Sekda menambahkan, perlu implementasi rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0, dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan. Dosen dan peneliti serta perekayasa yang responsif, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0 juga harus disiapkan. Perguruan tinggi pun mesti mendorong mahasiswanya untuk melakukan terobosan dalam riset dan pengembangan yang mendukung revolusi industri 4.0.

“Mulai diupayakannya program Cyber University, seperti sistem perkuliahan distance learning, sehingga mengurangi intensitas pertemuan dosen dan mahasiswa. Cyber University ini nantinya diharapkan menjadi solusi bagi anak bangsa di pelosok daerah untuk menjangkau pendidikan tinggi yang berkualitas. Peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi,” lanjutnya.

Mantan kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah itu membeberkan, di Jawa Tengah terdapat 249 perguruan tinggi yang terdiri atas 39 universitas, 103 akademi, satu akademi komunitas, 82 sekolah tinggi, satu institut, dan 23 politeknik. Potensi itu dapat dimanfaatkan dan dioptimalkan.

“Hal ini adalah potensi yang harus bisa dimanfaatkan. Jika 249 perguruan tinggi tersebut mampu menghasilkan output yang berkualitas, maka saya yakin Indonesia akan semakin sejahtera dan disejajarkan dengan negara maju di dunia,” tegasnya.

Senada dengan Sekda Jateng Sri Puryono, Ketua DPR RI H. Bambang Soesatyo SE MBA yang hadir sebagai keynote speaker berpendapat, sistem perkuliahan distance learning pada era revolusi industri 4.0 memungkinkan mahasiswa memeroleh ilmu dari dosen-dosen hebat mancanegara, tanpa perlu pengajar hadir secara langsung di tanah air.

“Kita tidak perlu mendatangkan profesor atau dosen hebat dari mancanegara untuk hadir di Indonesia. Mereka hadir di tengah-tengah kita tanpa mereka harus ke Indonesia. Sekarang di sana sedang diriset bagaimana dosen bisa hadir dalam bentuk hologram, sehingga kampus bisa bertukar kelas dengan dosen-dosen hebat dari luar negeri secara virtual. Ini revolusi pendidikan yang akan kita hadapi,” jelasnya.

Pihaknya menambahkan, perlu upaya meningkatkan pendidikan vokasi SMK dan politeknik dengan target satu juta orang pada tahun 2019.

“Juga dirintis dengan program link and match antara SMK dan industri sehingga lulusan SMK siap pakai masuk ke industri. Ini sudah dilakukan oleh menteri perindustrian dan diresmikan oleh Bapak Jokowi beberapa waktu lalu.

Selain itu, pelaku UMKM juga didorong untuk memanfaatkan teknologi digital guna memacu produktivitas dan daya saing. Termasuk pula, industri nasional hendaknya memanfaatkan big data dan cyber security.

“Kita harus menguasai big data. Sering-seringlah amati media sosial karena memalui postingan seseorang, kita bisa menganalisis kebiasaannya apakah dia hobi kuliner atau traveling. Kita bisa gunakan itu untuk kepentingan bisnis,” pungkasnya.

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait