Dorong Pengolahan Hasil Pertanian Sebelum Dipasarkan

  • 14 Feb
  • ikp
  • No Comments

Semarang – Potensi komoditas pertanian di Jawa Tengah tidak dapat dipandang sebelah mata. Beberapa komoditas pertanian unggulan, seperti beras merah dan kopi robusta asli Temanggung, bahkan sukses menembus pasar Eropa karena digemari oleh masyarakat Benua Biru.

“Hasil pertanian kita sebenarnya sudah ekspor ke beberapa negara di Eropa. Ada produk unggulan beras merah dan kopi robusta dari Temanggung. Tetapi permasalahannya kita masih mengekspor bahan mentah, sehingga nilai tambahnya masih kurang. Maka kita dorong bagaimana mengolah hasil pertanian ini,” terang Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat menerima kunjungan kerja Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) RI di ruang kerjanya, Kamis (14/2/2019).

Gus Yasin, sapaan akrabnya, membeberkan beberapa komoditas pertanian unggulan Jawa Tengah, antara lain tebu, tembakau, kopi robusta, kopi arabika, cengkeh, karet, dan kelapa. Ada pula kedelai asli Kabupaten Grobogan yang kualitasnya tidak kalah bersaing dengan kedelai Amerika.

“Kedelai Grobogan pernah diuji dengan kedelai Amerika, ternyata lebih baik produk lokal kami. Edukasi kepada masyarakat untuk mengembangkan kedelai perlu terus didorong karena belum banyak yang terjun di pertanian kedelai. Padahal di Indonesia setiap rumah tangga pasti mengonsumsi tempe,” bebernya.

Mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah itu menjelaskan, dengan potensi pertanian yang luar biasa, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berupaya memberikan layanan yang memudahkan petani untuk memajukan sektor pertanian mereka. Seperti layanan kartu tani yang memut database pertanian. Kapan mereka menanam benih, membeli pupuk bersubsidi, komoditas dan luas lahan.

Data tersebut, imbuhnya, digunakan untuk memrediksi waktu panen. Sehingga pemerintah dapat membantu mengatur distribusi hasil panen ke daerah-daerah yang membutuhkan secara tepat sasaran, dan harga yang menguntungkan.

“Kita meluncurkan kartu tani yang saat ini diadopsi oleh pemerintah pusat dan diterapkan di beberapa provinsi meskipun belum menyeluruh, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali dan NTT. Kartu tani ini memuat data petani mengambil pupuk kapan, dan kami bisa memrediksi kapan mereka akan panen raya. Sehingga kami akan menyiapkan modal untuk antisipasi inflasi,” jelas Wagub.

Ditambahkan, Bank Jateng juga meluncurkan program kredit Mitra Jateng 25 yang persyaratannya mudah dan terjangkau bagi petani. Diharapkan mereka tidak lagi terbelit hutang dengan rentenir.

“Kita dorong Bank Jateng untuk memberikan modal bunga ringan. Kita punya Mitra Jateng 25 yang tanpa agunan dan bunganya hanya tujuh persen,” tambahnya.

Pemprov Jateng juga mendorong agar hasil pertanian dapat diolah terlebih dahulu sebelum dipasarkan, sehingga dapat mendongkrak harga jual komoditas dari petani. Pihaknya mencontohkan, pengolahan cabai bubuk dapat menyiasati persoalan cabai yang mudah busuk jika tidak segera dipasarkan dan sampai ke tangan konsumen. Selain itu, pemanfaatan cold storage juga dapat diterapkan untuk mengatasi persoalan tersebut.

Ketua Tim Kunjungan Kerja sekaligus Anggota Pokja Pangan KEIN RI Dr Pariaman Sinaga mengungkapkan, komitmen Pemprov Jateng untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani juga selaras dengan fokus KEIN RI dalam memajukan agroindustri dan meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian.

“Fokus kami adalah bagaimana agar agroindustri berdasarkan komoditas unggulan di daerahnya. Bagaimana agar nilai tambah bisa benar-benar dirasakan masyarakat,” jelasnya.

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait