Dorong Makan Bersama Keluarga, Atikoh : Anak Amati Gaya Hidup Sehat Orang Tua

  • 27 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

TEGAL – Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo mengajak keluarga muda Jateng, menjadi contoh bagi anak dalam mengonsumsi makanan sehat. Pola itu bisa dibangun dari kebiasaan makan bersama, serta mengembangkan komunikasi berkualitas.

Hal tersebut terungkap saat Atikoh berbincang dengan Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo, di Jati Kopi, Slawi, Kabupaten Tegal, Rabu (26/7/2023). Podcast bertajuk Diagnosa (Dialog Ringan Obrolan Santai) itu, mengetengahkan tema Stunting dan Gerakan Kembali ke Meja Makan.

Menurut Atikoh, dengan kembali ke meja makan atau makan bersama, anak akan mendapat gizi berimbang dan menjauhi junk food. Kebiasaan itu sekaligus berfungsi sebagai arena komunikasi yang efektif.

“Dari kecil anak dibiasakan mengamati melihat dan meniru gaya hidup yang sehat ortunya. Nah, di sana perlu ada edukasi makanan juga,” paparnya.

Selain kembali ke gerakan makan bersama, Atikoh juga mengajak keluarga muda mengitensifkan ASI ekslusif. Menurutnya, Air Susu Ibu adalah asupan berkualitas dan mudah dicerna.

Ditambahkan, dari data BKKBN RI, pemberian ASI eksklusif di Indonesia berkisar 62 persen. Artinya, masih ada sekitar 40 persen bayi tidak mendapatkan asupan super food itu.

“Itu kerugian luar biasa. Tak ada makanan sebaik kualitas ASI, karena mudah dicerna berprotein tinggi, dan gizinya komplet,” ujarnya.

Oleh karena itu, Atikoh berkeinginan agar BKKBN dan TP PKK Jateng menjalin kerja sama melalui Bina Keluarga Balita dan Bina Keluarga Remaja. Melalui kerja sama itu, diharapkan dapat mengedukasi orang tua, agar senantiasa mengedepankan komunikasi efektif dan edukasi gizi keluarga.

Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo mengamini hal tersebut. Menurutnya, pemberian ASI ekslusif amat penting untuk mencegah stunting.

“Kami di sini pedomannya ngek-jel atau begitu bayi menangis, jejali dengan ASI. Jangan pakai jeda pemberian ASI-nya,” kata Hasto.

Selain itu, pembiasaan makan bersama, menurutnya, berguna untuk melatih kesehatan jiwa keluarga. Di meja makan, anggota keluarga bisa mengeluarkan unek-unek dan berkomunikasi, tentang hambatan yang dialami sepanjang hari.

Hasto menyebut, sebagai orang tua harus mau dan mampu menggunakan komunikasi dan pola asuh sesuai zaman. Sebab, keadaan zaman terus berubah sesuai perkembangan teknologi.

“Ingat ya kalau jadi orang tua, harus bisa sejajarkan diri dengan anak dan men-down grade (menurunkan level kosakata) supaya bisa berkomunikasi dengan anak,” ucap Hasto.

Hasto pun siap bekerja sama dengan TP PKK Jateng, guna mewujudkan keluarga berkualitas.

“Ke depan kita akan bekerja sama terus, tadi arahanya Bina Keluarga Balita dan Remaja. Kita harapannya akan sinergi terus,” pungkas Hasto. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait