Dorong Generasi Milenial Kreatif Kenalkan Jamu Tradisional

  • 14 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG –  Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong Duta Jamu yang seluruhnya dari generasi milenial, untuk lebih mengenalkan jamu tradisional. Salah satunya, melalui sosial media.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah Jateng Prasetyo Aribowo mengatakan, generasi milenial merupakan kalangan yang strategis dalam mengenalkan jamu ke masyarakat. Terutama, kepada sesama kalangan muda.
“Milenial harus bisa optimal kenalkan jamu, sehingga bisa dikonsumsi generasi muda. Konotasi sekarang jamu itu pahit bisa diubah, sehingga (jamu) bisa jadi gaya hidup yang keren. Rasa jamu bisa lebih keren,” kata Prasetyo saat membuka kegiatan Pemilihan Duta Jamu Aman 2021 dan Forum Komunikasi Lintas Sektor di Hotel Gumaya, Semarang, Senin (14/5/2021).
Prasetyo mencontohkan, kreasi yang dimaksud di antaranya mengolah jamu dalam berbagai kreasi menarik. Seperti jamu berbentuk es krim, roti tawar, atau lainnya. Sehingga jamu bisa lebih dikenal masyarakat.
Tidak hanya itu, harapannya, jamu yang ada juga bisa dipasarkan secara offline dan pasar digital, seperi melalui sosial media.
“Lewat Instagram, Facebook, Youtube, dan lainnya,” ujarnya.
Prasetyo berharap, generasi milenial bisa menjalankan perannya menjadi Duta Jamu. Mereka nantinya juga dapat menawarkan jamu tidak hanya menjadi obat alternatif, tapi juga menjadi gaya hidup.
Ditambahkan, Pemerintah Provinsi Jateng mendukung perkembangan jamu tradisional, seperti dengan adanya Festival Jamu yang diadakan sejak 2014 hingga sekarang. Dengan adanya Duta Jamu, tentu akan melengkapi agar jamu lebih berkembang.
“Ini saya kira jadi tradisi yang bagus,” tutur Prasetyo.
Apalagi di era pandemi yang belum selesai ini, lanjutnya, konsumsi jamu menjadi alternatif herbal masyarakat. Bahkan rutinitas konsumsi jamu juga telah dicontohkan langsung Presiden Joko Widodo. Dengan konsumsi jamu, badan menjadi lebih kuat, sehat, dan segar. Oleh karena itu, Duta Jamu, hendaknya bisa lebih mengampanyekan jamu agar lebih dikenal masyarakat, serta meningkatkan konsumsi jamu.
“Milenial itu kreasinya fantastis,” ucap Prasetyo.
Sementara itu, Plt Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan Pengawan Obat dan Makanan (BPOM), Irwan mengatakan, jamu merupakan satu di antara warisan budaya. Kendati merupakan warisan, tapi jamu bisa dijual. Maka dia berharap, pasar jamu juga bisa dilakukan di kafe, seperti yang telah dilakukan dalam pemasaran kopi dalam bentuk kafe atau atau kedai kopi.
“Sekarang banyak kafe kopi. Kita arahkan jamu akan jadi bagian dari kafe kekinian. Tidak hanya kopi, tapi juga jamu. Jadi ada manfaat ekonominya, juga manfaat kesehatannya,” ujarnya.
Kepala Balai Besar POM di Semarang, Sandra MP Linthin menambahkan, peranan generasi milenial dalam mengembangkan jamu amat dibutuhkan. Termasuk, nantinya di kafe kopi, juga bisa menjajakan jamu.
“Jadi ada bartender jamu. Sehingga rasa jamu di kedai jamu juga enak,” kata Sandra. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait