Dorong Destinasi MICE Melalui BTM Expo

  • 14 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Magelang – Beragam potensi wisata ada di Jateng, baik wisata alam, seni, budaya, sejarah dan kuliner. Bahkan enam warisan budaya  di provinsi ini diakui dunia. Potensi tersebut mesti didorong agar pembangunan pariwisata menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi masyarakat. 

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Jateng Dr Ir Sri Puryono KS MP saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP pada welcome dinner pembukaan Borobudur Travel Mart Expo Tahun 2017, di Hotel Artos Kota Magelang, Jumat (13/10) malam. Selain para pelaku usaha bidang pariwisata termasuk perhotelan, hadir pula dalam kegiatan tahunan tersebut Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata RI Esthy Reko Astuti, serta Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Jawa Tengah Urip Sihabudin.

Menurut Ganjar, sektor pariwisata menjadi prioritas pembangunan Jawa Tengah. Karenanya akselerasi pembangunan pariwisata terus dilakukan, baik menyangkut penataan objek wisata, peningkatan kualitas sumber daya manusia, penyelenggaraan event-event wisata, promosi dan penjualannya, serta peningkatan sinergi kerja sama antarpemangku kepentingan terkait.

“Ini semua kita lakukan karena keberhasilan pembangunan pariwisata akan menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi masyarakat,” katanya.

Diterangkan, beragam potensi wisata ada di Jateng, yakni wisata alam, seni, budaya, sejarah dan kuliner. Bahkan tercatat ada 467 daya tarik wisata (DTW) terdiri dari 148 DTW alam, 85 DTW budaya, 117 DTW buatan, 19 DTW wisata minat khusus, serta 98 event budaya.

Selain itu, ada enam warisan budaya yang diakui dunia, yaitu wayang, keris, batik, proses membatik, Borobudur, dan Sangiran. Budaya warisan leluhur ini menjadi nilai tambah bagi sektor pariwisata Jateng. Karenanya beragam potensi yang dimiliki harus dimanfaatkan sekaligus dikembangkan dengan baik.

Gubernur menjelaskan, salah satu upaya memajukan sektor industri pariwisata adalah terus mendorong Jawa Tengah sebagai destinasi MICE (meeting, incentive, conference, and exhibition). Wisatawan kini tidak hanya mereka yang ingin bersantai melepas lelah fisik dan mental, lihat hutan atau berenang di laut, tetapi juga mereka yang datang dengan tas kerja dan USB, berseminar, menghadiri rapat atau pameran.

“Oleh karena itu, segala sesuatu yang mendukung tumbuhnya industri MICE ini harus kita bangun bersama. Tidak hanya pemerintah, pelaku industri pariwisata, tetapi juga masyarakat secara umum,” tuturnya.

Aksesibilitas di suatu daerah juga menjadi faktor penting yang harus diperhatikan dalam pembangunan industri MICE ini. Untuk itu, pemerintah terus memperbaiki infrastruktur jalan, bandara dan pelabuhan yang ada di Jawa Tengah.

Pemprov juga terus berkoordinasi dengan beberapa maskapai penerbangan agar membuka rute-rute penerbangan internasional ke dan dari Jawa Tengah. Bidang transportasi juga terus ditata, termasuk akses ke berbagai destinasi wisata. Tidak kalah penting adalah keamanan dan kondusivitas daerah.

Faktor penting selanjutnya yaitu strategi marketing, branding dan promotion sebagai upaya selling the products. Cara itu cukup efektif dalam memperkenalkan destinasi dan paket-paket wisata baru Jawa Tengah. Setidaknya membuka literasi wisata, membangun citra dan persepsi wisatawan  terhadap berbagai destinasi wisata Jawa Tengah.

“Saya menyambut baik dan berharap Borobudur Travel Mart Expo Tahun 2017 ini menjadi wahana yang efektif dalam rangka mendukung Jawa Tengah sebagai daerah destinasi MICE. Semoga event ini berjalan dengan lancar, sukses, banyak terjadi transaksi serta kesepakatan antara seller dan buyer,” harap gubernur.

Senada dikatakan Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti. Menurutnya, Jawa Tengah ini mempunyai atraksi, destinasi, produk yang luar biasa. Atraksi di Jateng komplet, mulai pariwisata alam, budaya, maupun buatan. MICE pun luar biasa, fasilitas sudah memenuhi, seperti hotel dan fasilitas lainnya yang sangat menunjang.

Pada kesempatan itu, lanjut dia, terdapat sekitar 53 seller, dan 56 buyer baik lokal maupun mancanegara yang berasal dari negara ASEAN, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, bahkan Tiongkok. Potensi wisata di Jateng juga luar biasa, di mana terdapat lebih dari 100 destinasi dan produk yang menjadi daya tarik wisatawan.

“Selain itu, rupanya di Jateng ada sekitar 400 taman rekreasi. Ini juga merupakan potensi yang luar biasa, melengkapi potensi dari destinasi pariwisata. Jadi ini juga nanti bisa menjadi pertimbangan pada saat Travel Mart untuk bisa memperkaya seller,” beber Esthy.

Ia berharap melalui berbagai upaya pengembangan beragam potensi wisata yang tersebar di Jateng, target nasional pariwisata 2019 untuk 20 juta orang wisatawan asing dapat terpenuhi. Untuk pergerakan di Jateng Tengah relatif masih sangat kecil, jumlahnya belum sampai 500 ribu atau hanya sekitar 400 ribu wisatawan mancanegara.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait