Doa Santri untuk Negeri, Warnai Peringatan Hari Pahlawan

  • 11 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Banyumas – Ribuan santri dari berbagai daerah berkumpul dan memanjatkan doa bersama di Alun-alun Banyumas, Sabtu (10/11) malam. Lantunan takbir dan salawat, serta doa untuk keselamatan negeri dan rakyat Indonesia pun menggema hingga tengah malam.

Selain sejumlah ulama dari Banyumas dan sekitarnya, hadir pula pada kegiatan bertajuk “Doa Santri Untuk Negeri” dalam rangka malam puncak Hari Santri sekaligus Hari Pahlawan itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen, Bupati Banyumas Ahmad Husein, serta Forkopimda setempat.

Gerimis kecil yang sempat turun tidak menyurutkan semangat santri untuk hadir dan berdoa bersama. Bahkan sejak usai magrib, peserta “Doa untuk Negeri” terus mengalir hingga Alun-alun Banyumas menjadi lautan manusia. Suasana kian gayeng ketika kiai, pejabat, santri, serta masyarakat berbaur dan bersalawat bersama dengan iringan hadroh yang dimainkan para TNI.

Wakil Gubernur Jateng H Taj Yasin Maimoen dalam sambutannya mengatakan, “Doa Santri Untuk Negeri” yang diselenggarakan tepat di Hari Pahlawan tersebut momennya tepat. Hal itu terkait jika kemerdekaan RI tidak lepas dari perjuangan para kiai di penjuru nusantara.

Seperti resolusi jihad salah satu tokoh ulama Indonesia, Kiai Hasyim Asyari yang mampu membakar semangat juang para santri melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Peran ulama, kiai, dan santri sangat besar dalam perang kemerdekaan Indonesia. Karenanya para santri dan umat Islam di seluruh negeri sekarang harus aktif berjuang memajukan bangsa.

“Perjuangan Hasyim Asyari dahulu meneriakkan takbir untuk mempertahankan negara dari berbagai ancaman. Maka kini jangan ada yang meneriakkan takbir untuk menghancurkan NKRI,” pintanya.

Kepada seluruh santri, mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah itu berpesan agar selalu menunjukkan Islam adalah rahmat bagi semesta alam. Islam selalu membawa kedamaian dan bukan memberikan ancaman dan ketakutan. Yakinlah bahwa Indonesia ditunjuk Allah sebagai benteng Islam, menjadi negara pemersatu umat Islam di seluruh dunia.

Ia mengatakan, bangsa Indonesia butuh pemuda karena tanpa pemuda bangsa ini tidak akan maju. Bahkan apabila generasi muda mau meluangkan waktu untuk belajar, berkarya, dan terus membangun negara maka Indonesia akan maju.

Terlebih dalam kalangan NU ada Banser, ada Gerakan Pemuda Ansor, yang selalu siap berjuang demi keutuhan NKRI. Demikian pula kalangan santri selalu berada garis terdepan membentengi kedaulatan bangsa dari segala ancaman terhadap NKRI.

Lebih lanjut putra ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu mengatakan, ada kata-kata bagus dan harus selalu diingat. Peluru akan membunuh teroris, tetapi pendidikan akan mengatasi teroris. Jadi melalui pendidikan mampu memutus mata rantai jaringan terorisme. Melalui pendidikan memperkuat persatuan dan kebersamaan untuk menghadapi setiap ancaman terhadap kesatuan bangsa.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait