Digitalisasi, Berkah Bagi Kebangkitan Nasional

  • 22 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

Ambarawa – Semangat kebangkitan nasional  tidak  pernah  memudar sejak berkobar 109 tahun lalu, tepatnya saat organisasi Boedi Oetomo didirikan untuk pertama kalinya.  Semangat itu justru semakin menunjukkan urgensinya bagi kehidupan berbangsa saat ini. Terlebih, dengan hadirnya era digital yang memungkinkan pelayanan publik diberikan lebih cepat, termasuk pemangkasan waktu untuk mengurus perizinan.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara melalui sambutan tertulisnya pada Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke-109 Tingkat Provinsi Jawa Tengah bertajuk “Pemerataan Pembangunan Indonesia yang Berkeadilan sebagai Wujud Kebangkitan Nasional”, di Museum Palagan Ambarawa, Senin (22/5).

“Berkah digitalisasi yang paling nyata hampir terjadi di setiap sektor terkait dengan dipangkasnya waktu perizinan. Proses perizinan yang berlangsung ratusan hari sampai tak terhingga dipangkas secara drastis hingga enam kali lebih cepat dari waktu semula,” terangnya.

Rudiantara membeberkan, pemangkasan waktu untuk perizinan di sektor listrik, misalnya, dari 923 hari menjadi 256 hari, perizinan pertanian dari 751 menjadi 172 hari, perizinan perindustrian dari 672 hari menjadi 152 hari, perizinan kawasan pariwisata dari 661 hari menjadi 188 hari. Selain itu, waktu yang diperlukan untuk mengurus izin pertanahan dari 123 hari menjadi 90 hari, perizinan kehutanan dari 111 hari menjadi 47 hari, perizinan perhubungan dari 30 hari menjadi 5 hari, perizinan bidang telekomunikasi dari 60 hari dipangkas jadi 14 hari.

Penjelasan Rudiantara diamini oleh Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP. Menurut orang nomor satu di Jawa Tengah itu, pada era digital saat ini aparatur sipil negara (ASN) tidak bisa bekerja biasa-biasa saja. ASN harus memanfaatkan teknologi digital untuk memberikan pelayanan prima bagi publik sebagai wujud kebangkitan nasional.

“Masuk menggunakan era digital yang sangat cepat ditunjukkan dalam konteks kebangkitan hari ini adalah bagaimana kita bangkit untuk melayani masyarakat untuk kemajuan dan kemakmuran bersama. Kita bicara pengelolaan yang baik. Kita bicara ketahanan nasional dari sisi teknologi informasi juga,” ujarnya.

Mantan anggota DPR RI itu menjelaskan, era digital juga dapat menimbulkan ancaman bagi keutuhan NKRI apabila tidak direspon secara bijak. Seperti ujaran kebencian yang seringkali tersebar di tengah masyarakat. Untuk itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat dapat menyaring informasi secara cermat dan tidak mudah terhasut.

“Serangan-serangan dari luar apapun bentuknya, baik  luar dari negara Indonesia maupun dari luar ide kebaikan, di luar ide yang pancasilais, seperti penyampaian ujaran-ujaran kebencian dan keburukan kepada publik bisa saja terjadi. Ketika kemudian tidak mampu menyaring, semua  orang adanya marah-marah. Kebangkitan ini bisa dijadikan suatu momentum untuk bersatu kembali memikirkan Indonesia secara lebih komprehensif, lebih holistik untuk menghadapi tantangan yang luar biasa,” imbaunya.

Usai mengikuti upacara Harkitnas, Ganjar dan rombongan berziarah ke makam pahlawan nasional Dr Cipto Mangoenkoesoema di kompleks pemakaman Watu Ceper, Kelurahan Kupang, Ambarawa. Meski memiliki nilai historis tinggi, namun tidak banyak orang yang mengetahui lokasi makam pahlawan perintis kemerdekaan itu. Untuk menuju Makam Dr Cipto Mangoenkoesoema, peziarah harus memasuki gang sempit  di dekat Pasar Ambarawa.

“Di sini ada makam Dr Cipto Mangoenkoesoema yang orang mungkin tidak banyak yang tahu. Di sini ada Museum Palagan Ambarawa yang mengingatkan kita pada sebuah pertempuran luar biasa. Maka saya memilih tempat di mana kira-kira yang ada tokoh bangsa, tempat yang sangat bersejarah, dan kita milih salah satunya di Ambarawa ini,” terangnya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait