Dibina Pemprov Jateng, Pundi Ekonomi Warga pun Meningkat

  • 09 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

BANYUMAS – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya mengentaskan warga dari jurang kemiskinan, melalui program desa binaan. Di Desa Karangkemiri, Kecamatan Pekuncen, warganya dilatih berwirausaha, diberi bantuan jamban, hingga perbaikan rumah tak layak huni.

Sebanyak delapan unit rumah tak layak huni di Desa Karangkemiri diperbaiki, dengan dana dari APBD Provinsi Jawa Tengah senilai Rp96 juta. Kemudian bantuan 10 unit jamban bersih dari Diskop UKM, serta bantuan 20 unit peralatan dapur bagi pelaku UKM.

Anifah Rahayu, warga Desa Karagkemiri, turut mengecap manfaat program desa binaan oleh Diskop UKM Provinsi Jawa Tengah. Ia dan puluhan warga lain, mendapat pelatihan bagaimana mengolah pisang menjadi sale, membuat kue kering dan basah. Selain itu, ada pula pelatihan menjahit, serta keterampilan menganyam bambu.

“Bulan April kemarin dilatih pembuatan kue kering dan basah, juga ada buat sale pisang dan keripik. Bulan Mei akhir ada juga yang dilatih menjahit, yang masih berjalan adalah pelatihan membuat kerajinan bambu,” ujarnya, dihubungi via telepon, Kamis (9/6/2022).

Ia menyebut, kebanyakan peserta pelatihan adalah para ibu rumah tangga. Harapannya, setelah dilatih mereka bisa mempraktikannya untuk menambah pundi ekonomi keluarga.

Anifah mengatakan, ilmu yang diperoleh saat pelatihan banyak dimanfaatkan oleh warga. Beberapa di antaranya bahkan dibantu untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-PIRT). Berbekal sertifikat tersebut, UKM di Karangkemiri bisa berjualan hingga ke luar daerah.

“Bu Nasripah dulu awalnya pekerja di Malaysia. Kemudian di sini usaha kue. Nah dengan NIB, PIRT, dan sudah gabung Aspikmas jualannya tidak hanya di Karangkemiri saja, di luar kecamatan juga bisa,” ungkapnya.

 

 

Tak Khawatir BAB

 

Selain bantuan produktif berupa pelatihan, Pemprov Jateng juga memberikan bantuan stimulan untuk perbaikan RTLH. Di Karangkemiri ada delapan unit rumah diperbaiki, satu di antaranya milik Wage Riyanto (54).

Wage mengaku, kini tidak lagi was-was rumahnya ambruk saat hujan menerpa. Setelah dibantu Pemprov Jateng, rumahnya dulu yang berdinding bambu, bersalin rupa lebih kokoh.

Dinding bagian depan rumahnya, kini menggunakan material bata ringan (hebel). Ia pun berencana, pada bagian dalam rumahnya, ia perkuat dengan material serupa.

“Dulunya rumah saya dindingnya bambu, kemudian diganti kalsiboard. Kalau hujan angin itu takut juga. Sekarang ya agak lega tidak lagi takut, dindingnya sudah herbel,” ujarnya.

Wage mengatakan, untuk membenahi bagian depan rumahnya yang berdimensi sekitar 6×6 meter, ia dibantu uang rehab sekitar Rp12 juta.

“Mendapatkan bantuan senang lah, rumah saya bisa kenceng dan nggak kedinginan,” sebutnya.

Penerima manfaat lain, Silah (94) mengaku kini tak kesusahan ketika ingin buang air besar. Sebelum mendapatkan bantuan jamban sehat, ia biasa BAB di sungai dekat rumahnya. Hal itu menimbulkan kekhawatiran bagi keluarga Silah. Namun sekarang, Silah tak perlu khawatir lagi soal BAB.

Ya senenglah dapet bantuan. Sakderenge, nek bucal ten lepen. Ya wedos ten lepen. Nek sakniki boten usah ten lepen, pun penak (sebelumnya saya kalau BAB di sungai. Takut juga kalau BAB di sungai. Sekarang sudah tak perlu ke sungai, sudak enak),” ungkapnya

Ketua RT 5 Yunus mengatakan, dengan bantuan itu Silah kini lebih sehat dan fokus dengan ibadahnya.

“Dulu kalau buang air besar jam 5 pagi (pukul 05.00), di kali. Kalau sekarang dengan adanya jamban, Bu Silah lebih sehat, tidak perlu jalan sampai sungai, waktunya digunakan untuk lebih banyak ke musala,” urainya.

Kepala Urusan Kesejahteraan Desa Karangkemiri Ali Muttaqien merinci, dari sekitar 6.000 warga desa 200 di antaranya merupakan warga miskin. Dengan bantuan yang diberikan Pemprov Jateng, ia berharap kemiskinan ekstrem di wilayahnya bisa dibasmi.

“Harapan untuk manfaat ekonomi warga kami setelah mendapatkan rumah layak, mereka bisa menjalankan UMKM atau home industri jelas nyaman. Tentu mereka lebih termotivasi menjalankan usaha, dengan pemberian alat masak kue,” urainya.

Ia mengatakan, kemiskinan ekstrem di Karamgkemiri mendapatkan atensi khusus dari Pemprov Jateng dan Pemkab Banyumas. Selain bantuan stimulan perbaikan RTLH, berbagai jenis pelatihan seperti menjahit, anyaman bambu dan pembuatan kue dilakukan untuk mengangkat perekonomian warga. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

 

Berita Terkait