Di Palembang, Asosiasi UMKM Kopi Jateng Bagikan 1.000 Cup Kopi Gratis

  • 08 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

PALEMBANG – Kemeriahan memenuhi Pembukaan UKM Dekranasda Jateng Expo 2019, yang diselenggarakan di Palembang Indah Mall, Jumat (8/11/2019). Salah satu yang menarik perhatian pengunjung adalah kopi gratis yang diberikan Asosiasi UMKM Kopi Jawa Tengah.
Tak tanggung-tanggung, 1.000 cup kopi dibagikan kepada pengunjung mal tersebut. Letak standnya pun strategis, yakni di sekat pintu masuk mal. Tak hanya kopi hitam yang dibagikan, mereka juga menyediakan kopi susu dan kopi rempah.
Anggi, warga Palembang yang kebetulan lewat di tempat itu, tertarik dan langsung mencoba. Apalagi, kopi digiling dan diolah langsung di hadapan pengunjung. Dua jenis kopi pun dicoba gadis itu, yakni kopi rempah dan kopi susu.
“Enak, tapi saya malah suka yang kopi rempah. Awalnya seperti jamu, tapi setelah dirasakan ternyata enak juga,” bebernya.
Tak hanya menikmati kopi, Anggi menyempatkan berkeliling melihat aneka produk yang berasal dari berbagai wilayah di Jawa Tengah. Menurutnya, produk Jawa Tengah ternyata bagus-bagus dan inovatif. Jauh dari bayangannya, yang selama ini hanya dilihat dari media-media.
“Batiknya, patungnya, bagus-bagus,” ujar Anggi.
Ketua Asosiasi UMKM Kopi Jawa Tengah Mustangin mengungkapkan, pembagian kopi gratis tersebut swadaya dari pelaku UMKM kopi untuk memperluas pemasaran, khususnya di Sumatera Selatan. Diakui, Sumsel juga dikenal daerah penghasil kopi, terutama robusta. Namun, kopi Jateng memiliki kekhasan yang berbeda.
“Beda daerah, beda rasa. Jateng punya arabika yang melimpah, dan produk racikannya beragam,” terang pemilik Tangent Farming and Roastery di Wonosobo ini.
Agar masyarakat Palembang mau mencoba, pihaknya memang sengaja membagikan 1.000 cup kopi secara gratis, pada hari pertama pameran (Jumat, 8/11/2019). Dengan harapan mereka yang mencoba akan membeli produk yang ditawarkan. Tak butuh waktu lama, kopi mereka langsung diburu pengunjung. Banyak pula yang langsung membeli bubuk dan biji kopi yang dijual.
“Gratis itu sebenarnya lebih mahal karena bisa membuat ketagihan,” tegas pria yang akrab disapa Tangen ini. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait