Di Depan Ganjar, Penyuluh KB Jateng Ikrarkan Beri Bantuan Telur bagi 1.369 Anak Berisiko Stunting

  • 27 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

TEGAL – Di depan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Jateng mengikrarkan diri sebagai garda terdepan penuntasan kasus anak stunting. Hal itu dilakukan, dengan pemberian bantuan lauk bagi 1.369 keluarga berisiko stunting.

Deklarasi dilakukan bertepatan dengan Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) antarpenyuluh KB di GOR Tri Sanja, Slawi, Kabupaten Tegal, Rabu (26/7/2023). Pada kegiatan tersebut, hadir pula Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo, Bupati Tegal Umi Azizah, dan Ketua TP PKK Jateng Atikoh Ganjar Pranowo.

“Memberikan bantuan satu hari dua telur kepada anak berisiko stunting sejumlah 1.369 keluarga selama enam bulan. Penyuluh KB siap menjadi garda terdepan bagi dan menjadi motivator dengan aksi nyata pemberian bantuan percepatan penurunan stunting. Penyuluh KB siap menjadi pionir penanganan stunting, dalam aksi konvergensi lintas sektoral,” ujar perwakilan Penyuluh KB Jateng.

Gubernur Ganjar mengapresiasi gebrakan tersebut. Menurutnya, kasus stunting di Jateng terus mengalami penurunan, yang satu di antaranya karena kontribusi kinerja dari para Penyuluh KB.

Pada kegiatan itu, Ganjar memaparkan data kasus stunting di Jawa Tengah berbasis Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) dan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI). Menurutnya, di antara dua metode tersebut memiliki kesenjangan data.

Namun demikian, Ganjar mengajak agar perbedaan itu tidak menjadi persoalan dan menjadikan kinerja penuntasan stunting mandek. Berdasar e-PPGBM pada 2022, tingkat kasus stunting tercatat 11,9 persen. Sementara berdasar SSGI pada tahun yang sama, jumlahnya masih 20,8 persen.

“Jadi sebenarnya ini dua data yang berbeda, dan ini tidak usah membikin kecil hati, karena teman-teman kerjanya luar biasa, termasuk para PLKB kita ini dahsyat menurut saya,” paparnya.

Oleh karena itu, gubernur juga mengajak pemangku wilayah tidak tinggal diam dan bersinergi dengan para Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana. Menurutnya, di tingkat akar rumput sudah ditemukan rumus dan formula guna menuntaskan kasus stunting di Jateng.

“Butuh telaten saja, gerakan ini tidak boleh berhenti. Dari teman-teman bupati, kita dibantu BKKBN, itu juga kita masifkan ya, jadi kita optimis,” imbuh Ganjar.

Kepala BKKBN Ri Hasto Wardoyo mengapresiasi gerakan yang dilakukan penyuluh KB Jateng. Menurutnya, ajang tersebut merupakan gerakan silaturahmi dan komunikasi antarpenyuluh di seluruh Jateng.

“Saya terima kasih kepada penyuluh karena ini inisiasi dari penyuluh Jateng, agar guyub rukun, gotong royong, dan sambung rasa, yang diwujudkan dalam Porseni,” tuturnya.

Hasto juga mengapresiasi kegigihan para penyuluh, utamanya yang masih berstatus honorer. Ia menyebut, semangat para penyuluh honorer patut diapresiasi di tengah tugas penyuluhan mulai untuk remaja, ibu hamil hingga melahirkan.

Oleh karenanya, Hasto berharap, mereka yang belum diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil tetap semangat.

“Saya berusaha tahun ini pun saya minta kepada pak Menpan-RB, saya minta agak banyak 7.000 (formasi). Mudah-mudahan saya doakan yang belum PNS nanti akan menjadi PPPK,” pungkas Hasto. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait