Di-“bully” Soal Rob Sayung, Ahmad Luthfi Tetap Fokus pada Penyelesaian

  • 02 Jul
  • ikp
  • No Comments

SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengaku tak masalah di-bully gegara rob yang melanda di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, yang belum selesai tertangani. Menurutnya, bully justru menjadi pemicu agar bekerja lebih giat.

 

“Saya di-bully ndak papa. Itu seperti obat. Terpenting, saya tidak tinggal diam, kerja ikhlas, dan lebih giat,” kata Ahmad Luthfi saat Rembug Gubernur Jateng Bareng Pimpinan Media, di Grhadika Bhakti Praja, Rabu (2/7/2025).

 

Terkait bencana rob di Sayung, Luthfi telah menganalisis penyebab dan penanganannya. Dibeberkan, rob di Demak sudah terjadi lebih dari 10 tahun. Kondisi itu diperparah dengan penurunan muka tanah.

 

Untuk penanganan, pihaknya mengambil tindakan terstruktur, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka panjang, Luthfi menyebut, giant sea wall atau tanggul laut adalah jalan keluar atas rob Sayung. Langkah itu sejalan dengan kebijakan Presiden RI Prabowo Subianto, dalam menangani rob di pesisir pantai utara Jawa.

 

“Saya tak tinggal diam, saya mendorong percepatan. Tahun 2026 nanti (tanggul laut) fungsional,” jelasnya.

 

Luthfi membeberkan, pembangunan giant sea wall dilengkapi dengan dua kolam retensi berukuran besar. Kolam retensi Terboyo luasnya hampir 189 hektare, bisa menampung 6 juta meter kubik air. Kemudian sebelahnya adalah Sriwulan, dengan luas 28 hektare yang bisa menampung air 1 juta meter kubik lebih. Kolam retensi itu disiapkan untuk menampung luapan air di wilayah Demak dan Kota Semarang.

 

Untuk penanganan jangka pendek, Luthfi telah menerjunkan semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemprov Jateng, agar mengintervensi desa-desa yang terdampak. Masing-masing OPD bergerak sesuai tugas pokok fungsinya.

 

Ia mencontohkan, Dinas Pusdataru menyedot air genangan rob dan membuang ke sungai, Dinas PU Bina Marga memasang water barrier agar pengguna jalan tak jatuh di saluran air yang tergenang rob, dan Dinas Pendidikan membantu kebutuhan siswa yang sekolahnya terdampak rob. Selanjutnya ada juga Dinas Kesehatan yang turun langsung di masyarakat, untuk mengobati warga yang sakit, melalui program Speling (Dokter Spesialis Keliling).

 

Langkah lain yang dilakukan adalah menanam mangrove melalui program Mageri Segoro. Tahun ini Pemprov Jateng menargetkan penanaman 1,5 juta pohon mangrove.

 

Dalam kesempatan itu, Luthfi juga mendorong agar DPRD Jateng merevisi Perda tentang Air Tanah. Hal tersebut sebagai upaya mengendalikan pengambilan air tanah, yang berpengaruh pada penurunan permukaan tanah. Jika perda direvisi, maka masyarakat dan industri diarahkan menggunakan air SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum).

 

Di samping itu, Pemprov Jateng juga telah bekerja sama dengan Undip dalam program desalinasi. Yakni, mengubah air payau menjadi air tawar siap minum di wilayah pesisir. Berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemprov Jateng itu, untuk menyelesaikan persoalan rob di wilayah pantai utara Jawa. (Humas Jateng)*ul

 

 

 

 

Berita Terkait