Dasa Darma, Roh Pancasila dalam Kepramukaan

  • 02 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

Purbalingga – Gerakan Pramuka tetap relevan di era globalisasi dan sangat dibutuhkan di tengah kemajuan teknologi dan informasi seperti sekarang. Melalui kegiatan Pramuka bisa menjadi benteng terhadap berbagai pengaruh asing yang tidak sesuai dengan budaya Indonesia.

“Kegiatan kepramukaan sangat penting supaya seluruh manusia Indonesia mempunyai ketahanan diri dan tidak kehilangan identitas sebagai warga Indonesia. Identitas dengan budaya yang penuh rasa persaudaraan dan kegotongroyongan,” ujar Wakil Gubernur Jateng Drs Heru Sudjatmoko MSi usai membuka Jambore Daerah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (Jamda SD/MI) Ke-4 Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Jawa Tengah, Senin (2/7).

Jamda SD/MI yang dipusatkan di Bumi Perkemahan Munjuluhur, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga tersebut diikuti sekitar 7.200 siswa SD/MI dari 35 kabupaten dan kota se-Jateng. Kegiatan bertema “Penggalang RAMU: Rajin, Mandiri, Unggul” itu berlangsung selama lima hari yakni mulai 1-6 Juli 2018.

Menurut Heru yang sekaligus selaku Wakil Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Jawa Tengah, Pramuka merupakan pendidikan karakter yang sangat penting bagi generasi muda terutama pelajar. Selain itu Pramuka sekaligus pengamalan nilai-nilai yang sangat subtansi untuk kehidupan kita.

“Pada awalnya dapat melalui menghafal Dasa Darma Pramuka, Pembukaan UUD 1945, dan pembacaan Pancasila, sebenarnya juga nilai-nilai yang sangat subtansi untuk kehidupan kita,” katanya.

Wagub menjekaskan, pada pembukaan UUD 1945, setiap warga negara harus taat terhadap peraturan-peraturan yang sudah disepakati bersama. Pancasila dari sila pertama sampai terakhir, termasuk menjadi manusia yang beriman, menghargai dan saling menghormati sesama manusia, mengedepankan persatuan dan kesatuan, bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah. Kemudian bersama-sama nenuju keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat.

“Demikian pula Dasa Darma menurut saya roh Pancasila yang dijabarkan dalam pendidikan kepramukaan, dari Dasa Darma pertama sampai 10 maknanya indah sekali. Inlah penanaman karakter bangsa dimulai dari generasi muda atau anak-anak,” bebernya.

Senada disampaikan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Gubernur Jateng. Melalui Jamda diharapkankan terbentuk sumber daya manusia yang hebat. Terlebih selain keterampilan kepramukaan, seperti camp craft, halang rintang, dan sebagainya, para peserta juga diajarkan tentang kearifan lokal seperti memanah atau jemparingan, memancing, permainan tradisional, pentas seni daerah, dan sebagainya.

Selain itu ada pula kegiatan wawasan seperti global development village, antara lain penggalang ramu antinarkoba, perilaku hidup bersih dan sehat, siaga bencana. Pengetahuan mengenai bencana penting karena Jawa Tengah ibarat supermarket bencana, di mana semua bencana ada di Jawa Tengah, baik banjir, tanah longsor, gunung meletus, maupun kebakaran.

Jambore Daerah tingkat SD/MI tersebut juga menggelar kegiatan bhakti peduli lingkungan hidup, melalui materi maupun bersih lingkungan. Di antaranya korve, memilah dan mengelola sampah sejak dari sumbernya yang di Jamda ini. Yaitu tenda dan lokasi kegiatan adik-adik di Jamda ini, perlu dilakukan sungguh-sungguh kemudian ditindaklanjuti baik di rumah maupun sekolah atau gugus-depan.

“Kalau itu dilakukan, adik-adikku Penggalang SD/MI ini bisa menjadi agen perubahan yang sangat efektif. Apalagi kali ini dalam satu regu juga membawa satu tas sekolah, buku gambar, buku tulis, alat tulis, dan lainnya untuk disumbangkan dalam aksi pramuka peduli,” ujarnya.

Gubernur menegaskan, beragam aktivitas selama kegiatan berlangsung mulai 1-6 Juli 2018 akan menjadi pengalaman yang sangat berharga. Peduli dan berbagi adalah salah satu ciri khas karakter hebat dan perlu ditunjukkan kepada khalayak supaya mereka paham bahwa Kepramukaan membentuk karakter.

Gubernur meminta seluruh peserta mengukuti Jambore dengan sungguh-sungguh, senantiasa ceria, berbagi ilmu dan pengalaman kepada teman-teman serta saudara. Kepada pembina pendamping, dia berpesan agar terus menjaga semangat, kejujuran, kekompakan dan kesehatan peserta didik, sehingga dapat mengikuti kegiatan sampai selesai.

Dalam kesempatan tersebut juga ditampilkan seni dan kreativitas para peserta, baik tarian tradisional yang menggambar persatuan dan kegotongroyongan, kemahiran melintasi alang melintang, serta kreativitas merancang beragam karya dari tongkat dan tali.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait