CTPS Hindarkan Penyebaran Penyakit Menular

  • 16 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Mengapa kita harus mencuci tangan pakai sabun? Mengapa tidak cukup dengan air saja? Air yang seperti apa yang kita gunakan untuk mencuci tangan? Kapan kita harus mencuci tangan?

Pertanyaan tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Hj Atikoh Ganjar Pranowo kepada Sasa, Vivi, dan Vita, siswa kelas VI SD Negeri Purwosari 02 Mijen, pada Peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Sedunia Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2017 di SD Negeri Purwosari 02 Mijen, Senin (16/10).

Sasa pun langsung menjawab jika cuci tangan menggunakan sabun bisa membunuh kuman. Vivi menambahkan untuk mencuci tangan dibutuhkan air mengalir. Sementara, Vita menyampaikan, sesudah bermain, sebelum dan sesudah makan, serta sesudah buang air besar, orang mesti cuci tangan dengan sabun.

Jawaban ketiganya mendapat apresiasi positif istri Gubernur Jawa Tengah ini. Menurutnya, sangat penting mengenalkan CTPS pada anak, sehingga mereka terbiasa menjaga pola hidup bersih sehat, yang salah satunya melalui CTPS. Sebab melalui CTPS, dapat mencegah terjangkitnya penyakit menular, misalnya, diare, kecacingan, penyakit mata, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), dan sebagainya.

“Tidak semua kuman atau kotoran dapat larut dalam air saja. Makanya membutuhkan sabun. Misalnya, lemak hanya bisa larut dalam sabun,” beber Atikoh.

Ditambahkan, tidak cukup dengan sabun, langkah mencuci tangan yang benar pun harus dimengerti semua orang. Jadi, tidak sekadar tangan dibilas dengan air dan sabun, tapi ada setidaknya enam langkah yang dilakukan. Diawali dengan meratakan sabun dengan kedua telapak tangan, gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya, gosok kedua telapak dan sela-sela jari. Kemudian jari-jari sisi dalam dan kedua tangan saling mengunci, gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan sebaliknya, serta gosok dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya.

“Yang kuku ini yang sering terlupa. Padahal, banyak kuman yang masuk di kuku. Mungkin juga cuci tangannya Cuma di permukaannya. Ini yang perlu kita edukasi terus menerus, bagaimana mencuci tangan yang sebenarnya,” terangnya.

Atikoh juga mengingatkan agar CTPS membudaya di masyarakat. Cuci tangan tidak hanya sebelum dan sesudah makan saja, tapi juga sebelum dan sesudah mengolah masakan, sesudah buang air besar atau membersihkan air kencing dan feses anak, setelah bermain dan bekerja.

Ketua TP PKK Kota Semarang Krisseptiana Hendrar Prihadi menambahkan pengenalan cara mencuci tangan yang benar pada anak sangat penting. Dia berharap pengetahuan yang diberikan pada anak bisa ditularkan kepada orang tuanya.

“Jadi, nanti anak bisa mengedukasi orang tuanya. Bukan memarahi, tapi memberi tahu cara mencuci tangan yang benar agar terhindar dari penyakit menular. Kami juga mengedukasi para pedagang kaki lima (PKL) penjual makanan agar membiasakan cuci tangan dan menyediakan air mengalir beserta sabun di tempat mereka berjualan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penyerahan bantuan dari RSUP Dr Kariadi Semarang berupa bantuan perbaikan kamar mandi pria, wanita, umum, serta sarana cuci tangan. Bantuan diserahkan Direktur Umum RSUP Dr Kariadi Semarang kepada Kepala SDN Purwosari 02 Mijen, Dwi Utomo. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait