Cinta Batik pun Wujud Gotong Royong

  • 02 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Kecintaan terhadap NKRI jangan hanya ditunjukan melalui perkataan saja. Namun harus melalui perbuatan dan tingkah laku kehidupan sehari-hari yang di dalamnya mengandung amalan sila-sila Pancasila sebagai ideologi bangsa.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi saat Seminar Kebangsaan di Universitas Islam Sultan Agung (Unisula) Semarang, Senin (2/10). Menurutnya, pengamalan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sangat luas dan tidak terbatas, baik dalam hubungan bermasyarakat maupun berbangsa. Masyarakat dapat menafsiran nilai-nilai Pancasila dengan beragam, namun tanpa mengubah makna dan nilai dalam Pancasila tersebut.

“Di zaman Orde Baru ini ada P4, pedoman, penghayatan, dan  pengamalan Pancasila. Ketika reformasi menjadi dihilangkan, maksudnya supaya tidak ada penafsiran yang doktriner,” katanya.

Heru mengatakan banyak cara mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah dengan gotong royong. Kearifan lokal yang satu ini memiliki kelima unsur sila dari Pancasila, sehingga sudah menjadi kewajiban warga negara Indonesia dan generasi penerus bangsa untuk terus melestarikannya.

Gotong royong tidak hanya diimplementasikan saat kerja bakti membersihkan desa saja, melainkan pada seluruh lini kehidupan. Contoh yang paling nyata, menyenangi berbusana batik setiap saat juga merupakan salah satu bentuk dari gotong royong karena dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya para pelaku UMKM.

“Kalau kita suka berpakaian batik setiap waktu dan juga memakai sarung dan kupluk itu juga bagian dari gotong royong, karena itu semua dibuat oleh warga kita sendiri. Tidak ada impor sarung dari Amerika, tidak ada impor songkok, kupluk atau peci. Tidak ada impor pakaian batik. Semua dibuat oleh bangsa kita sendiri. Itu merupakan gotong royong menuju kemandirian,” ujarnya.

Contoh lain, imbuh Heru, adalah taat membayar pajak sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI. Dengan pajak yang dibayar tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, bangsa ini tidak perlu memperbanyak hutang lantaran hasil pajak dapat digunakan sebagai biaya pembangunan dan pendidikan.

Heru berharap adanya seminar kebangsaan ini, dapat menumbuhkan kecintaan mereka terhadap NKRI dan siap maju untuk mempertahankan dari segala macam serangan baik dari dalam maupun dari luar. Tidak hanya itu, mahasiswa juga perlu dibekali revolusi mental agar ke depan menjadi generasi penerus yang memiliki karakter kuat.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait