Cerita Sukses Regenerasi Pengrajin Harus Ditiru

  • 23 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Tanah Datar – Regenerasi pengrajin songket di Pandai Sikek, Kecamatan Padang Panjang, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat tak lepas dari peran orang tua yang menekankan anaknya untuk bisa menenun sejak dini. Bahkan, pada usia 10 tahun, biasanya anak di desa tersebut sudah bisa menghasilkan tenunan sederhana, seperti selendang.

“Songket Pandai Sikek ini kerajinan turun temurun dari nenek moyang. Ilmunya diajarkan kepada keturunannya secara otodidak. Tapi, menjadi kewajiban anak-anaknya untuk bisa membuat songket,” ungkap Ketua Dekranasda Kabupaten Tanah Datar Emi Irdinansyah, saat menerima rombongan Dekranasda dari Jawa Tengah di Pandai Sikek, Kamis (22/11).

Diakui, keseharian orang tua yang menenun di rumah, membuat anak-anak terbiasa dengan alat yang digunakan. Sejak usia dini anak sudah mencoba menenun didampingi orang tua. Sehingga, saat duduk di bangku kelas IV SD, anak sudah bisa menenun, setidaknya membuat selendang.

“Ilmunya ini sudah pakem dan tidak bisa ditiru orang lain. Kemahirannya tetap berbeda,” bebernya.

Hal senada juga disampaikan Refli (51), pengrajin songket Pandai Sikek. Dia menguasai teknik menenun sejak SD, dengan pengajaran dari Rusani, ibunya. Ketrampilannya itu sempat tak digunakan usai menikah, mengingat dia dan suami memutuskan untuk merantau ke luar Sumatera Barat. Namun pada 2008, dia bersama suaminya, Nasril, memutuskan kembali ke kampung kelahirannya dan merintis usaha songket. Perlahan usahanya menunjukkan hasil, Refli pun berusaha menularkan ilmu menenun kepada lima anaknya.

“Anak-anak biasanya yang minta belajar karena tiap hari melihat kami menenun. Coba dikitlah, kasih tahu cara membuatnya. Itu yang mereka sampaikan,” terangnya.

Anak-anaknya pun sudah mengerti cara menenun, termasuk Salsa, anak bungsunya yang sekarang siswa kelas IV SD. Namun begitu, dia tidak memaksakan regenerasi pada seluruh anaknya. Yang penting, mereka sudah diajarkan menenun, dan tinggal menunggu siapa di antara mereka yang tertarik menggelutinya.

Usai dari Pandai Sikek, rombongan Dekranasda Jawa Tengah juga menyempatkan mampir ke Dekranasda Kabupaten Agam. Di tempat itu, rombongan diterima Asisten Ekonomi, Pembangunan, dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Kabupaten Agam, Jetson, Wakil Ketua Dekranasda Kabupaten Agam Candra Trinda Farhan, beserta jajaran pengurusnya.

Wakil Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah Nawal Taj Yasin meminta cerita sukses regenerasi pengrajin tradisional mesti disampaikan kepada pengrajin di Jawa Tengah. Sehingga, keberlangsungan produksi kerajinan khas masing-masing daerah dapat terus terjaga.

Dalam kunjungan tersebut, Nawal kembali memromosikan produk unggulan Jawa Tengan. Beberapa sampel yang dibawa, seperti sarung goyor, lurik klaten, dan kerajinan bambu pun dipamerkan.

“Saya berharap ke depan kerja sama antara Jawa Tengah dengan Sumatera Barat, khususnya dalam memperluas pemasaran produk kerajinan, dapat lebih meningkat,” ujarnya. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait