Cerita Sukses Lulusan SMK Jateng, Ada yang Renovasi Rumah, Sekolahkan Adik, Hingga Beli Sawah

  • 30 Mar
  • ikp
  • No Comments

SEMARANG – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Jawa Tengah yang digagas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, telah berhasil mencetak lulusan yang memiliki daya saing tinggi. Dengan bekal ijazah dan kemampuannya, mereka dapat bekerja di perusahaan-perusahaan bonafide dan menempati posisi penting.
Lebih dari itu, lulusan yang mulanya berlatarbelakang dari keluarga kurang mampu, akhirnya dapat mengangkat kesejahteraan keluarganya. Mulai dari membeli sawah, merenovasi rumah, hingga membiayai sekolah bagi adik-adiknya.
Riska Yunita, misalnya, lulus dari SMK Jateng tahun 2019 langsung diterima karyawan tetap sebagai Staf Logistic and Export Import Control (LEIC) di PT Komatsu Undercarriage Indonesia Cikarang. Penghasilannya saat ini, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan dapat membantu biaya pendidikan kedua adiknya.
“Sekarang saya bisa mengirim Rp1,5 juta ke orang tua di rumah tiap bulannya. Dan, saya juga bisa membantu biaya sekolah kedua adik saya, yang satu masih SD, dan satunya lagi kuliah di perguruan tinggi di Bandung,” ujar Riska saat dikonfirmasi via telpon selulernya.
Ia menceritakan, SMK Jateng menjadi sekolah yang mampu mewujudkan cita-citanya. Sebab, ia merupakan anak yang hidup di keluarga yang kurang mampu. Sejak kecil, ia harus menumpang dan berpindah-pindah tempat tinggal.
“Dari kecil hidup berpindah-pindah, numpang di rumah Mbah dari bapak, pindah ke rumah Mbah dari ibu, dan sejumlah kerabat lainnya. Sebenarnya, dulu sudah daftar di SMA negeri, tapi akhirnya memilih SMK Jateng karena di sana gratis,” papar remaja asal Desa Walikoro, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo ini.
Menurut Riska, di SMK Jateng siswa dibekali kemampuan sesuai jurusan yang diambil. Selain itu, pelajaran penting adalah pelajaran kejujuran, kerja keras, mandiri, dan pantang menyerah.
“Saya mendaftar tahun 2016 dan ambil jurusan Teknik Otomasi Industri, kalau sekarang Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Saya aktif di kegiatan OSIS dan Pramuka. Ya, di SMK Jateng diajarkan Kedisiplinan, kerja keras, pantang menyerah dan kemandirian,” paparnya.
Cerita kesuksesan juga disampaikan Ragil Budiarto, lulusan SMK Jateng asal Kabupaten Magelang. Kini, ia sudah bekerja sebagai operator penempatan PLTD Senayan, dengan pendapatan yang cukup untuk membantu orang tuanya di kampung halaman.
Alhamdulillah sebelum wisuda saya sudah diterima kerja di PLTD Senayan. Sekarang sudah bisa membantu ibu saya untuk merenovasi rumah dan membeli peralatan rumah tangga seperti alat masak, mesin cuci dan lainnya,” tutur lulusan tahun 2019.
Ragil menceritakan, dulu ia bersekolah di SMK Jateng Semarang karena kondisi ekonomi yang serba kekurangan. Ia tinggal bersama ibu di rumah yang tidak layak huni. Bahkan jika hujan atapnya bocor.
“Sebenarnya masalah ekonomi. Saya tinggal bersama ibu dan rumahnya kalau hujan bocor. Awalnya pingin sekolah di Magelang, tapi ibu tidak mengizinkan karena biaya tidak cukup. Akhirnya daftar di SMK Jateng ambil jurusan mekatronika, atau sekarang elektronika industri,” imbuh dia.
Menurut Ragil, SMK Jateng memiliki pendidikan karakter yang kuat. Selain itu semuanya gratis dan berasrama.
“Perbedaannya di pendidikan karakter, seperti kedispilinannya, bangun setengah empat (pukul 03.30) dan salat harus berjemaah, apel pagi sama malam, yang di sekolah lain tidak ada,” ucapnya.
Ragil sangat bersyukur, saat ini bisa membantu ibunya yang masih tinggal di Desa Krincing RT 9 RW 4 Secang, Magelang.
Alhamdulillah bisa mencukupi kebutuhan ortu, kalau mau makan tidak mikir. Dan sudah beli perabotan, mesin cuci, televisi, dan sekarang mau renovasi ganti atap rumah biar tidak bocor, karena dulunya sering bocor,” terang remaja kelahiran Temanggung, 18 Oktober 2000.
Begitu juga dengan Bripda Rumaniyah, lulusan SMK Jateng angkatan pertama 2017, yang bekerja di Satker Divisi TIK Mabes Polri. Ia dapat mewujudkan keinginan orang tuanya untuk memiliki sawah sendiri di Kecamatan Kedungwuni, Pekalongan.
Alhamdulillah sekarang bisa memberikan uang bulanan ke orang tua dan bisa membelikan sawah, karena orang tua ingin punya sawah yang digarap sendiri,” kisahnya, yang saat ini tengah kuliah di Universitas Nusa Mandiri semester VIII. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)
Foto : dokumen pribadi, diambil sebelun pandemi Covid-19

Berita Terkait