Cek Pasar Matesih, Ganjar Ingatkan Kebersihan

  • 01 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

Karanganyar – Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meninjau Pasar Matesih yang sudah difungsikan sejak awal 2017 lalu, Rabu (1/8). Pasar tersebut dibangun dengan dana bantuan keuangan provinsi tahun anggaran 2016 sebesar Rp10,082 miliar dan APBD Kabupaten Karanganyar di tahun anggaran yang sama sebesar Rp4,9 miliar. Pasar Matesih menampung 161 kios nonbuah, 17 kios buah dan 512 los lapak.

Saat mengunjungi pasar Matesih dan berdialog dengan pedagang, Gubernur Ganjar Pranowo mengingatkan agar pedagang menjaga kebersihan.

Dijaga ben resik. Nek resik sing dodolan nyaman, sing tuku seneng,” pintanya

Selain mengingatkan soal kebersihan, orang nomor satu di Jateng itu juga memberi saran agar para pedagang membentuk paguyuban. Tujuannya agar apabila ada masalah, bisa difasilitasi paguyuban untuk mengomunikasikan dengan pihak yang bersangkutan, baik kepala pasar, dinas pasar, pemkab maupun pemprov.

Setelah dari Pasar Matesih, Ganjar menuju Embung Dungdo yang terletak di Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo Karanganyar. Embung berkapasitas 300 m3 air tersebut sudah direhabilitasi dengan dana APBD provinsi sebesar Rp1,25 miliar, dan dana pendamping Rp20 juta.

Saat musim kemarau, embung tersebut hampir kering. Petani pun mengeluhkan kekurangan air untuk lahan pertaniannya. Keluhan itu direspon gubernur dengan menanyakan, bagaimana mereka menerapkan masa tanam.

Salah satu petani bernama Harto Sugi mengatakan, sebagian besar masih menerapkan pola tanam padi, pari, pantun. Artinya, dalam tiga kali masa tanam, petani menanam padi.

Senada dengan Harto, Ketua P3A, Paimin Lurah mengusulkan pembuatan Bendung Kleco. Bendungan itu berdekatan dengan Bendung Dungdo. Ketika nanti air masuk ke Bendungan Kleco, bisa dibagi keempat kelurahan yang membutuhkan.

Usulan yang disampaikan Paimin, diminta Ganjar diwujudkan dengan pengajuan tertulis ke Pemprov Jateng. Selanjutnya pihaknya akan berkoordinasi dengan bupati.

Coba ndamel usulan tertulis, kalih gambar. Mangke tak rembugan kalih Pak Bupati. Kira-kira nek masyarakat petani butuhe ngoten, saged, ya digawekke,” katanya.

Namun, Ganjar mensyaratkan agar pola tanam yang disarankan penyuluh, dilaksanakan. Sebab, jika padi ditanam dalam tiga kali masa tanam, rentan puso ketika musim kering dan tidak bisa memutus hama.

Njenengan mengko manut kalih penyuluh. Pola taname diganti. Nek padi pari pantun niku, lemahe bengep. Banyune mesti kurang. Sing sae padi pari palawija,” sarannya

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

 

 

Berita Terkait