Cegah Stunting, Gus Yasin Ajak Ribuan Orang Makan Telur Bersama

  • 25 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

KENDAL – Suasana di Lapangan Desa Kebumen, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal, Minggu (25/9/2022) berbeda dari biasanya. Ribuan orang warga berkumpul dan makan telur ayam rebus, bersama para pejabat pemerintah pusat, provinsi, dan Kabupaten Kendal. Gerakan makan telur tersebut, sebagai upaya pencegahan stunting atau gagal tumbuh di Jateng.
Sebanyak 15 ribu telur ayam rebus yang dibagikan kepada sekitar 8 ribu orang warga. Dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen membagikan beberapa telur rebus kepada warga, yang berkerumun di sekitar panggung. Suasana semakin semarak ketika Gus Yasin, sapaan wagub, memberikan peci yang dikenakannya kepada warga.
Anak-anak pun bertingkah lucu dan bersemangat, saat Gus Yasin membagiikan mainan.
Wagub mengatakan, Presiden RI Joko Widodo menargetkan penurunan stunting nasional sebesar 14 persen. Sehingga berbagai program dan gerakan terus digencarkan Pemprov Jateng untuk menurunkan stunting. Salah satunya, melalui gerakan makan telur setiap hari bagi ibu hamil, balita, anak-anak, hingga remaja usia pranikah.
“Pencegahan stunting ini tidak hanya setelah bayi lahir, tetapi juga preventifnya dan yang lebih penting lagi adalah para remaja putri. Para remaja putri terus digalakkan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD). Ini yang paling efektif dan kami dilakukan dalam program Gubernur Mengajar, yang juga dilakukan oleh wakil gubernur, bupati, wali kota,” bebernya.
Ditambahkan, para kepala daerah maupun wakilnya, mendatangi sekolah, pesantren, dan perguruan tinggi, untuk memberikan edukasi kepada generasi muda, terutama remaja putri tentang pentingnya menjaga kesehatan. Karena stunting dapat terjadi pada saat sebelum menikah, atau sebelum masa kehamilan.
“Kita beberapa kali mengunjungi sekolah-sekolah. Termasuk ke Universitas Ngudi Waluyo bersama Dinas Kesehatan, untuk mengajak para mahasiswi meminum tablet penambah darah. TTD itu harus diminum saat itu juga secara bersama-sama, jangan dibawa pulang,” pintanya.
Lebih jauh, Gus Yasin meminta, bupati Kendal, Dico M Ganinduto, dan kepala daerah lainnya, menggencarkan sosialisasi tentang bahaya stunting ke sekolah-sekolah. Terutama, di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah umum atau sederajat. Sehingga remaja putri selalu menjaga pola hidup sehat, agar kelak dapat melahirkan generasi yang bebas stunting dan sehat.
Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno menambahkan, dalam penanganan stunting dibutuhkan kolaborasi dengan banyak pihak. Salah satunya, kerja sama antara pemerintah dengan peternak ayam, sebagai upaya pemenuhan gizi masyarakat yang bersumber dari telur ayam.
“Upaya pencegahan stunting dimulai dari sebelum nikah harus sudah diperhatikan. Di Jateng ada program Jo Kawin Bocah, jadi kalau belum masuk usia menikah jangan nikah dahulu. Program lainnya adalah untuk memantau kondisi ibu hamil, yaitu Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng. Orang yang sedang hamil diamati dan diawasi kondisi kesehatannya seperti apa,” jelas sekda.
Kepala Badan Pangan Nasional (BPN) Arief Prasetyo Adi dalam arahannya menganjurkan masyarakat, untuk mengkonsumsi telur minimal sebutir sehari. Selain mudah mengolah telur, baik digoreng, rebus, dan olahan lainnya, kandungan protein dalam telur sangat penting untuk kesehatan tubuh. Harga telur pun terjangkau oleh masyarakat.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada semua peternak ayam di Kendal. Karena kalau tidak ada peternak ayam dari Kendal, maka kami yang di Jakarta tidak bisa makan telur ayam, tidak ada yang beternak ayam di sana (Jakarta),” katanya. (Humas Jateng)*ul

Berita Terkait