Cari Persamaan dalam Perbedaan

  • 07 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

Magelang – Dalam rangka memperingati hari raya Tri Suci Waisak 2561 BE, Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) menggelar kegiatan Bakti Sosial Pengobatan Gratis di Taman Lumbini kawasan komplek Candi Borobudur, Kabupaten Magelang selama dua hari, mulai Jumat (6/5) sampai Sabtu (7/5).

Ketua Umum DPP Walubi Hartati Murdaya saat memberikan sambutan mengatakan kegiatan baksos tersebut didukung dokter-dokter dari Angkatan Darat dan Angkatan Udara, serta sejumlah rumah sakit swasta.

“Dokter yang turut membantu ada sekitar 250 dokter, berikut serta 350 tenaga paramedis, dan 800 sukarelawan Walubi. Yang terlibat di antaranya dari dokter gigi, spesialis, penyakit dalam, bedah, medicare, THT, kebidanan dan kandungan, syaraf, anestesi, hingga tenaga laborat kesehatan,” katanya.

Hartati berharap dengan adanya kegiatan tersebut bisa membantu masyarakat sekitar yang membutuhkan. Hal ini sejalan dengan ajaran Budha yang mengajarkan tentang kebaikan antar sesama dan sikap saling bantu tolong menolong, terutama mereka yang kurang beruntung.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mengatakan adanya kegiatan tersebut menunjukkan kepada dunia siapa pun ketika ingin mengabdi dan berbakti kepada masyarakat, seperti melakukan aksi sosial tersebut, bisa melakukannya dengan gembira.

“Mudah-mudahan aksi sosial ini menginspirasi setiap orang untuk menolong tanpa membeda-bedakan apa pun. Mudah-mudahan ini memberi manfaat yang jauh lebih banyak pada masyarakat. Dan kepada masyarakat bisa mendapat manfaat, karena inilah bagaimana anak-anak bangsa saling bergandengan dan menolong,” bebernya.

Ganjar juga mengapresiasi terselenggaranya 2nd Borobudur International Conference di lokasi yang sama, dengan mengusung tema The Inspiration for World Peace and Harmony. Acara konferensi ini dihadiri pula oleh sejumlah tokoh lintas agama baik domestik ataupun mancanegara.

“Dari Borobudur ini kita bisa bicara apa-apa yang berbeda yang kita miliki untuk kita carikan persamaannya. Itulah filosofi yang kita kembangkan dari hidup berbangsa dan bernegara khususnya di Indonesia, dan dalam bhineka yang tunggal ika mari kita mencari sebuah persamaan,” ujar mantan anggota DPR RI ini.

Lebih jauh Ganjar berharap dengan konferensi tersebut dapat merumuskan kembali atau membuat kesepakatan yang akan ditularkan kepada yang lain tentang bagaimana toleransi diberikan kepada mereka yang memang mempunyai perbedaan. Terlebih jika bisa sampai menginspirasi dunia.

Secara khusus Ganjar bahkan meminta kepada para delegasi dari Indonesia untuk bisa menceritakan bagaimana sejarah lahirnya Pancasila kepada para peserta dari luar, bagaimana para founding father yang berbeda-beda bisa berdebat panjang namun tetap toleran menentukan dasar negara Indonesia.

“Jawa Tengah sudah menancapkan sejak lama inilah benteng Pancasila, dan ini penghormatan yang kita berikan kepada siapa pun yang ada disini,” imbuhnya.

Sementara itu Presiden Direktur PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Edy Setijono dalam kesempatan yang sama mengatakan event 2nd Borobudur International Conference 2017 tersebut merupakan forum penting karena dihadiri para pemuka agama dan perwakilan komunitas keagamaan dari Kristen, Katolik, Islam, Hindu, dan Budha.

“Intinya mereka menggelar dialog berdiskusi menyampaikan pandangan tentang isu sosial dan kemanusiaan dari persepsi agama masing-masing untuk menciptakan kedamaian dan harmoni dalam hidup,” tandasnya.

 

Penulis : Hr, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait