Canangkan BBGRM, Ganjar Diarak dengan Andong

  • 10 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

 

Boyolali – Pencanangan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-14 dan Peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK ke-45 Tingkat Provinsi Jawa Tengah dipusatkan di Kabupaten Boyolali, tepatnya di Desa Gombang Kecamatan Sawit, Rabu (10/5). Acara itu cukup unik karena Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP beserta Ketua TP PKK Jawa Tengah Siti Atiqoh Ganjar Pranowo diarak keliling desa dengan menggunakan transportasi tradisional berupa andong.

Usai memukul kentongan tanda dimulainya kerja bakti, Gubernur Ganjar meninjau rehabilitasi RTLH milik warga setempat Dalmadi yang hidup sebatang kara. Rehabilitasi tersebut menggunakan dana dari Baznas Jawa Tengah sebesar Rp. 10 juta dan Rp 2 juta dari BPD Jateng untuk perbaikan atap rumah yang sudah mulai rapuh.

“Rehabilitasi ini ditarget selesai tiga hari dan dikerjakan secara bergotong-royong warga dengan TNI,” kata Kades Gombang Ahmadi Wahyu Wibowo.

Usai meninjau RTLH, Ganjar langsung melakukan penanaman pohon dan meninjau serta melakukan peletakan batu pertama pembuatan talud sepanjang 150 meter di lahan pertanian desa setempat. Perjalanan ke area persawahan ini cukup unik karena menggunakan transportasi tradisional andong.

Sementara itu, isteri Ganjar, Hj Atikoh Ganjar Pranowo yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah menyempatkan untuk memeriksa jentik nyamuk di sejumlah rumah warga. Dia juga menyempatkan berdialog dengan warga dan mengampanyekan agar warga ikut KB. Selanjutnya, Atikoh bersama rombongan menyambangi SDN Mungup dan membagikan susu.

Usai dari sekolah tersebut, Atikoh melanjutkan kegiatan dengan panen udang galah bersama Gubernur Ganjar di kolam budidaya milik warga. Semua aktivitas tersebut baik pembuatan talud maupun panen udang dilakukan warga secara gotong-royong. Warga segala usia baik muda dan yang sudah rentan sangat antusias melakukan kerja bakti membersihkan desa, sehingga desa mereka terlihat bersih dan rapi.

Seusai panen udang, Ganjar bersama isteri menuju lokasi sarapan menggunakan andong, diiringi oleh seluruh pejabat yang hadir. Iring-iringan tersebut menjadi tontonan warga karena bak iring-iringan pengantin baru.

Ganjar mengaku BBGRM memang bertujuan untuk lebih menumbuhkembangkan budaya gotong-royong yang merupakan nilai luhur bangsa Indonesia. Menurutnya gotong-royong saat ini masih terlihat di perkampungan. Namun keberadaannya terancam terkikis oleh modernisasi sehingga harus dilestarikan.

Melalui gotong-royong inilah masyarakat dapat meningkatkan kerukunan dan toleransi. Sebab, dengan gotong-royong ada relasi sosial antar masyarakat yang tidak membedakan suku, ras maupun agama.

“Nah sekarang kita tumbuhkan semuanya agar masyarakat selalu bisa nyangga beban bersama-sama. Jadi terasa enteng. Dan di situ pasti ada relasi sosial antarmanusia, sehingga pasti rukun,” katanya.

Ganjar meyakini gotong-royong juga dapat meningkatkan ketahanan nasional mengingat seluruh masyarakat terbiasa dan lebih mengerti daerah dan lingkungan sekitar. Sehingga isu-isu ataupun propaganda yang dapat meruntuhkan keutuhan NKRI tidak dapat masuk di kalangan masyarakat.

“Dari sisi ketahanan nasionalnya pasti baik, dari sisi perasaan pasti lebih toleran karena ada tepa slira,” pungkasnya.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait