Calon Saling Gandeng Tangan, Pengikut pun Tak Geregetan

  • 06 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Gandengan tangan antarcalon kepala daerah yang maju dalam perhelatan pilkada dan pilgub perlu dilakukan. Suasana yang ditunjukkan akan bisa meredam suhu politik yang memanas.

“Ayo kita redam bareng-bareng. Antarlawan bisa senyum, bergandeng tangan. Meski itu terlihat di permukaan, tapi penting untuk ditampilkan agar pengikutnya nanti tidak begitu geregetan. Kompor kalau sudah meleduk repot. Sebelum meleduk, kita sampaikan,” ajak Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP Ganjar dalam Rapat Koordinasi Forum Pimpinan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah dengan Tema Menjaga Kondusivitas Daerah dalam rangka Pilgub dan Pilkada 2018 di Jateng, Senin (5/2) di Crowne Hotel.

Disampaikan, Jawa Tengah sering dijadikan ukuran proses politik yang adem dan ayem. Gubernur meminta hal itu terus dipertahankan. Para pemangku kepentingan mesti menjalankan perannya masing-masing dengan baik.

“Peran KPU, Bawaslu, Panwas sebagai penyelenggara bisa memberi penjelasan-penjelasan yang baik terkait teknis pelaksanaan pemilu. TNI, Polri, Kejaksaan saya kira juga akan mengawal di level masing-masing, termasuk di kabupaten/ kota. Maka hari ini teman-teman dari Kejari, Kapolres, Dandim juga hadir. Tokoh masyarakat, tokoh agama juga hadir, mudah-mudahan bisa memberikan sosialisasi,” harap dia.

Parpol sebagai pengusung calon dan pendukung, lanjut Ganjar, diharapkan bisa mendorong kandidatnya agar masing-masing  dapat menyampaikan sosialisasi program. Menyampaikan basis program, menurutnya, lebih penting daripada berkegiatan dengan cara yang negatif, yang rentan menimbulkan fitnah.

Gubernur menambahkan, hal lain yang tidak boleh luput dari perhatian adalah mengontrol penggunaan media sosial untuk berkampanye. Media sosial boleh dimanfaatkan untuk berkampanye sepanjang muatannya positif.

“Tidak mudah bagi kita bisa mengontrol dan masing-masing bisa bertanggung jawab akan manfaat sosial media yang seharusnya bisa digunakan untuk hal yang positif. Maka kepolisian sudah punya divisi cyber crime yang mudah-mudahan nanti juga ikut mengedukasi, menjaga, terakhir mungkin menindak. Sehingga hoax, fitnah, tidak bisa begitu saja disampaikan,” urai dia.

Untuk meredam suasana panas yang biasanya timbul pada saat masa kampanye, Ketua MUI Jateng, HM Darodji mengusulkan agar kampanye di lapangan dikurangi. Sementara kampanye di ruang-ruang diskusi lebih diperbanyak. MUI sendiri akan berkontribusi menciptakan kedamaian mendekati masa pilkada dan pilgub nanti, dengan menyelenggarakan khotbah Jumat serentak bertema menjaga kondusivitas menjelang pilkada

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Jawa Tengah Prof Dr Muhadjir MA menyambung, tokoh agama dan tokoh masyarakat diharapkan bisa berperan sebagai penyejuk sekaligus mediator ketika ada ketegangan dalam proses pilkada. Maka, syarat pertama sebagai mediator, tokoh agama dan tokoh masyarakat harus bisa memosisikan diri bukan sebagai “pemain”

“Syarat kedua, tokoh agama dan tokoh masyarakat, meminjam istilah kedokteran, perlu memahami pragnosis yaitu memahami persoalan, dan diagnosis yaitu mengurai dari gejala persoalan, termasuk jawaban alternatifnta dan terakhir terapi, yaitu memberi solusi atas persoalan,” jelas dia

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait