Butuh Penyampai Pesan yang Baik dan Benar

  • 04 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Sejumlah perwakilan perguruan tinggi Islam se-Indonesia berkumpul menggelar konferensi di Semarang dengan tujuan mencari format dakwah bil hikmah dalam rangka membangun toleransi beragama di masyarakat multikultural.

Diinisiasi oleh Fakultas Dakwah dan Komunikasi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, annual conference tersebut digelar selama tiga hari di kampus UIN Ngaliyan, dari Rabu (3/5) sampai Jumat (5/5), dan diikuti lebih dari 50 delegasi perguruan tinggi.

Saat malam pembukaan di Hotel Pandanaran, Rabu (3/5), Rektor UIN Walisongo Prof Dr H Muhibbin MAg dalam sambutannya mengatakan, para akademisi dari berbagai perguruan tinggi berkumpul untuk membicarakan dakwah bil hikmah yang seperti apakah yang dibutuhkan dengan kondisi bangsa sekarang ini.

“Cara dakwahnya itu apakah dengan kebijaksanaan saja atau bisa diperluas lagi. Sedangkan dengan hikmah itu artinya adalah dengan cerdas, sebagaimana dulu yang pernah dilakukan Nabi Muhammad dan para Walisongo. Mereka sangat toleran dan baik dalam dakwahnya,” katanya.

Konferensi tersebut, imbuh Muhibbin, juga sebagai kelanjutan dari Deklarasi Aceh beberapa waktu lalu, di mana 56 perguruan tinggi sepakat untuk memerangi hal-hal yang sekiranya membahayakan NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Caranya dengan membekali para mahasiswa agar terus mempertahankan NKRI dengan hal-hal yang positif.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP mengatakan dirinya sangat berharap annual conference tersebut bisa memberikan rekomendasi cara merawat Indonesia dengan benar.

“Adanya kesepakatan untuk bisa berkontribusi pada bangsa dalam konteks bagaimana kita merawat Indonesia dengan benar, itu adalah hal yang luar biasa. Dan itu pemikiran yang ditunjukkan oleh perguruan tinggi Islam yang sekarang ini secara kontekstual sangat ditunggu bangsa ini,” katanya.

Ganjar mengatakan, sejak lahir bangsa ini selalu mendapat tekanan yang luar biasa dari faktor eksternal, sehingga menjaga dan merawat NKRI itu menjadi sesuatu hal yang tidak gampang. Karenanya sekarang ini dibutuhkan spoke person yang bisa menyampaikan pesan kepada masyarakat dengan baik dan benar. Namun, keberadaan mereka saja tidak cukup. Perlu formulasi penyampaian pesan kebenaran, penggunaan media, metodanya, dan sebagainya.

“Tinggal sekarangexercise interactual-nya di forum ini. Siapa yang harus bicara, metode apa yang dipakai, alat apa yang digunakan, dan kapan harus keluar. Maka kami berharap betul jika ulama bertemu dan umaronya bisa melaksanakan itu, maka kenyamanan dalam pelaksanaan keputusan politik jadi lebih baik. Intinya bagaimana kita membangun konsensus bersama,” katanya.

Penulis : Hr, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait