Butuh Bantuan Mendesak, Dorong dengan Zakat

  • 28 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Potensi zakat pendapatan ASN di lingkungan Pemprov Jateng yang mencapai sekitar Rp 2 miliar per bulan, menjadi sumber dana yang mampu menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat. Termasuk pengentasan kemiskinan serta kebutuhan lain yang tidak tercover APBD.

“Menyisihkan sedikitnya 2,5 persen dari pendapatan ASN, kemudian diberikan kepada orang lain yang membutuhkan. Jika potensi ini dlkelola dengan baik, maka dapat memberikan kontribusi di luar APBD, seperti RTLH, duafa, korban bencana, dan lainnya,” ujar Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP saat dialog interaktif “Mas Ganjar Menyapa” di Masjid Agung Jateng, Selasa (28/11).

Dalam dialog bertema “Spirit Zakat Kekuatan Zakat”, yang juga menghadirkan narasumber Kepala Wilayah Kementerian Agama Jateng, Farhani, serta Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng KH Ahmad Darodji, Ganjar menyebutkan pertumbuhan potensi zakat pendapatan kian hari semakin meningkat. Bahkan pengumpulan zakat khusus Pemprov Jateng saat ini telah mencapai kurang lebih Rp 2 miliar per bulan.

Peningkatan tersebut, menurut gubernur karena kesadaran ASN berzakat cukup tinggi. Baznas Jateng pun bisa mengelola dengan baik sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Seperti bantuan rehab rumah tidak layak huni (RTLH), ekonomi produktif, pemberdayaan masyarakat, pembangunan tempat ibadah dan pendidikan, serta bantuan lain yang tidak tercover APBD.

“Seperti tadi saya dilapori  warga ada rumah tidak layak huni di Batang dan Magelang. Lalu kita cek dan kalau memang kondisinya butuh bantuan mendesak maka kita dorong, dibantu pakai zakat supaya bisa cepat membantu. Kalau pakai APBD ribet,” bebernya.

Pemerintah, imbuh Ganjar, mempunyai sumber dana APBD, namun penggunaannya harus melalui verifikasi dan menunggu. Sementara saat musim hujan seperti ini tidak sedikit rumah yang terkena banjir atau bencana alam lainnya bisa dibantu melalui dana kebencanaan. Namun, seringkali tidak sedikit warga terdampak bencana tidak tercover maka dapat dibantu Baznas.

“Sistem ini juga sebagai upaya membangun tata sosial masyarakat agar bisa mandiri. Terlebih spirit gotong royong dalam zakat ini sangat tinggi,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, alumnus UGM itu berharap semangat berzakat digelorakan di berbagai elemen masyarakat atau tidak hanya kalangan ASN. Apalagi jika melibatkan generasi muda dalam upaya meningkatkan pemahaman tentang manfaat dan kekuatan zakat.

“Mahasiswa atau pelajar menceritakan tentang manfaat zakat, menyebarkan informasi tentang penggunaan zakat melalui medua sosial, itu pengaruhnya bisa luar biasa karena yang menyampaikan anak-anak muda dengan gaya kekinian, sehingga lebih menarik,” terangnya.

Kakanwil Kemenag Jateng, Farhani menambahkan, untuk bisa menghimpun zakat yang paling mudah diawali dari lembaga pemerintahan. Sebab besaran gaji profesi ASN sudah jelas. Perolehan zakat dari satu kabupaten/ kota rata-rata mencapai Rp 3 miliar kemudian dikalikan 35 daerah.

“Kalau ini benar-benar terjadi, Jateng nomor wahid untuk RI dengan pembentukan UPZ. Dengan cara seperti itu insya Allah perolehan zakat, infak, dan sadaqah yang ada di jajaran pemerintahan akan mudah,”

Selain pemerintahan, kata dia, pengumpulan zakat bisa juga di tingkat RT itu dibentuk UPZ hingga tingkat provinsi, serta perusahaan sektor swasta. Ketika penghimpun zakat ini bisa terkumpul dengan jumlah besar, maka yang beruntung adalah umat Islam.

Usai dialog “Mas Ganjar Menyapa” gubernur memberi sambutan pada acara pembekalan pentasharufan mustahik asnaf fakir, miskin, dan sabilillah periode IV tahun 2017 di  Aula Masjid Agung Jateng. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan bantuan Baznas berupa 20 unit RTLH, 70 unit kursi roda, pelatihan jasa kontruksi, serta pembangunan pondok pesantren, masjid, dan musala.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait