Bukit Tangkeban Bikin “Baper”

  • 29 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Pemalang – Bagi pemburu keindahan alam pegunungan, objek wisata Bukit Tangkeban di Desa Nyalembeng, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi. Tempat wisata yang berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (Dpl) tersebut menawaran pesona alam Gunung Slamet.

Meskipun masih baru dan belum banyak dikenal masyarakat, namun siapapun yang datang akan tertarik naik hingga puncak bukit demi menikmati panorama alam. Sembari duduk santai di bangku-bangku kayu yang tersedia, pengunjung bisa berswafoto dengan latar belakang Gunung Slamet yang menjulang indah.

Kabut tebal yang membumbung di punggung Slamet menjadikan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa itu tampak semakin eksotik. Selain terdapat beberapa gardu pandang dengan ragam bentuk, tulisan-tulisan yang terpampang di sudut-sudut bukit menarik perhatian pengunjung.

Sejumlah tulisan menggelitik dan membikin pengunjung yang sebagian besar anak muda itu terbawa perasaan alias baper. Memasuki jalan menuju bukit, pengunjung akan disambut papan bertuliskan ” Hati-hati Sayang”, sampai di puncak bukit bertebaran tulisan-tulisan galau dan bikin pengunjung kepincut untuk berswafoto dekat tulisan. Seperti “Miss You Mantan”, “Kutunggu Jandamu”, “Ditinggal Kawin”, “Jl Sama Aku, Kawin Sama Temanku”.

Pengelola Bukit Tangkeban, Didik Purnomo mengatakan, konsep pengembangan salah satu bukit di lereng Slamet ini sengaja mengusung tema “baper”, karena sebagian besar pengunjung adalah anak muda. Sehingga pemasangan papan tulisan seputar kegalauan itu mewakili apa yang kerap dirasakan anak muda.

“Selain pemandangan alam pegunungan, di kawasan ini juga ada petilasan Syech Ahmad Muhammad yang merupakan tokoh penyebar agama Islam di Pulosari dan sekitarnya,” terangnya.

Objek wisata yang baru dibuka sekitar tiga bulan terrakhir itu, dikelola oleh anak-anak muda kelompok sadar wisata dengan tiket masuk Rp 3.000 per orang dan parkir Rp 2.000 per kendaraan. Meskipun  masih baru, tapi tempat itu banyak dikunjungi wisatawan dari Pemalang dan sekitarnya. Pada hari biasa pengunjung yang datang rata-rata 30-40 orang, sedangkan hari libur bisa mencapai kurang lebih 100 orang.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menyempatkan menjelajahi Bukit Tangkeban, Kamis (28/9), meminta penataan kawasan objek wisata di lereng Gunung Slamet itu lebih memperhatikan keamanan dan kenyamanan para pengunjung.

“Saya dorong direncanakan lebih bagus. Kalau tidak tahu tidak mengapa. Maka saya sarankan coba kerja sama dengan perguruan tinggi dengan jurusana arsitek untuk menyusun lanskap sehingga nanti wahana-wahana yang dibuat bagus, menarik, sekaligus aman,” kata gubernur.

Selain penataan yang aman dan nyaman, promosi objek wisata juga perlu digencarkan, terutama melalui berbagai media sosial yang gratis. Baik facebook, instagram, twitter dan lainnya, lengkap dengan cerita tentang segala hal yang menarik dari Bukit Tangkeban.

“Ceritakan apa yang menarik. Suvenir apa yang bisa dibeli, berapa harga tiket masuknya, apa-apa yang nanti bisa menjadi pengalaman yang menarik. Tentu itu bisa diceritakan kepada masyarakat,” terangnya.

Tidak ketinggalan pula pernyataan tokoh-tokoh atau orang yang terkenal yang pernah berkunjung ke Objek Wisata Bukit Tangkeban. Hal-hal ini nisa memacu dan mendorong minat masyarakat untuk berwisata, termasuk piknik ke desa-desa di ujung daerah yang memiliki potensi wisata alam, religi, budaya, maupun kuliner.

“Kalau ini bisa didorong menjadi satu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) maka manajerial BUMDes-nya yang harus ditata, mulai dari perencanaan, pengelolaan sumber daya finansialnya,” kata mantan anggota DPR RI itu.

Guna mendorong kemajuan sektor pariwisata, anggaran pariwisata ditingkatkan. Apalagi Jateng menjadi target destinasi wisata yang kunjungan wisatanya tinggi, sehingga tidak hanya pada yang mainstream seperti Borobudur dan Prambanan atau objek-objek wisata lain di kota-kota besar seperti Solo dan Semarang.

Pariwisata merupakan sektor bisnis baru yang mampu menciptakan rupiah dan dolar serta ekonomi kreatif. Karenanya beragam potensi yang menarik terus didorong. Apalagi daerah sekitar pegunungan yang ada di Jateng semua menarik dan punya kekhasan kultural dan alamnya, serta keunikan masing-masing dan sekarang banyak tumbuh di desa-desa

“Sekarang politik wisatanya adalah mendorong desa, kecamatan, dan kabupaten yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Tugas pemerintah membantu fasilitasi, biasanya infrastruktur dan kami siap membantu dengan prioritas yang ada,” bebernya.

Dalam kesempatan tersebut, orang nomor satu di Jawa Tengah itu berkeliling bukit fan menjajal sejumlah wahana. Selain itu juga berswafoto di gardu pandang dan papan-papan tulisan bernada galau.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait