Bukan dengan Teriak-teriak

  • 20 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Sejak pukul 05.00 WIB, umat muslim dari berbagai daerah di Jawa Tengah memasuki halaman Masjid Agung Jawa Tengah, Selasa (20/11). Sebagian besar dari mereka anak muda yang datang bergerombol dengan rekan-rekannya.

Meski harus bangun pagi, mereka terlihat bersemangat untuk mengikuti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diisi dengan bersalawat. Ribuan anak muda itu berdoa, memuja nama Allah SWT, dan bersholawat untuk Nabi Muhammad SAW.

Ketua Dewan Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (DPP MAJT), Prof Noor Achmad tidak menyangka, kegiatan peringatan Maulid Nabi yang sudah 12 tahun dilaksanakan, pada tahun ini dihadiri ribuan anak muda. Hal itu membuatnya terharu.

“Tidak biasanya seperti ini. Saya terharu. Serius. Apa benar di hadapan saya anak-anak muda berusia 20 tahun. Yang berusia 30 tahun ke atas, Insya Allah nggak banyak. Yang hadir ini anak-anak muda yang senang dengan Rasul,” tuturnya

Ditambahkan, Allah SWT menjamin keselamatan dan kesejahteraan bagi umatnya yang senang bersalawat. Sebab, mereka adalah keluarga Allah dan malaikat-malaikatnya.

“Kalau yang senang bersalawat generasi mudanya, tidak ragu lagi Allah akan menurunkan kesejahteraan dan keselamatan bagi Indonesia,” kata Noor Achmad.

Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen menyambung, pemuda adalah pelopor perubahan. Sejarah lahirnya Indonesia memberikan gambaran nyata itu. Dimulai dari sumpah pemuda 1928, perjuangan kemerdaan 1945, dan reformasi birokrasi 1998.

“Pergerakan pemuda 1998 menginginkan demokrasi yang sebenarnya. Tapi masih belum seperti yang diharapkan pemuda. Mila kawula mengajak, karena disini mayoritas umur 15 sampai 30 tahun, ini pemuda-pemuda hari ini, kelak jadi pemimpin bangsa. Di tangan adik-adik ini negara akan bagaimana, mau bagaimana. Maka perubahan itu mari kita mulai dari diri sendiri,” ajaknya.

Gus Yasin, sapaannya, juga meminta anak-anak muda untuk meneladani akhlak Rasulullah. Termasuk bagaimana bersikap saling menghormati dan menahan emosi.

“Bahkan saat Rasul ditanya apa salah satu syarat masuk surga, beliau menjawab lataqdhob hingga tiga kali. Aja muring-muring. Kalau kita bisa menahan emosi, wa lakal jannah, surga itu diberikan untuk orang-orang yang bisa menahan amarah,” urai dia.

Namun, menurut pandangan wagub, saat ini banyak orang yang mudah tersulut emosi. Lingkungan di sekitarnya seolah-olah tidak bersahabat lagi. Hal seperti itu yang bisa menuju kehancuran.

“Maka kita harus teladani lagi ajaran Rasul. Ada caranya kita berdakwah. Dengan sabar. Tidak boleh emosi. Jika mencerminkan rahmat, kasih sayang Insya Allah akan banyak yang masuk Islam. Kalau hanya teriak-teriak, membakar, memusuhi, membunuh, bukan itu caranya. Nanti orang semakin takut dengan Islam,” tandas mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah ini.

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait