Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Buka Pelatihan Laundry bagi Kader TP PKK, Nawal : Sambil Momong dan Masak, Bisa Jalankan Usaha
- 01 Mar
- ikp
- No Comments

SEMARANG – Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah kembali bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng, untuk mengadakan pelatihan bagi kadernya. Kali ini, mereka membidik Bidang Usaha Laundry bagi Kader TP PKK Provinsi Jateng wilayah Eks Karesidenan Surakarta.
Sebanyak 105 peserta mengikuti kegiatan yang digelar di Wisma Haji Armina Donohudan, Boyolali, pada 1-3 Maret 2023. Mereka adalah kader PKK dari Kota Surakarta, Kabupaten Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Sragen, Karanganyar, dan Wonogiri.
Wakil Ketua I TP PKK Provinsi Jateng Nawal Arafah Yasin menyampaikan, usaha laundry dipilih untuk menjawab kebutuhan masyarakat di era serbasibuk seperti sekarang. Tidak hanya di perkotaan, jasa cuci baju juga dibutuhkan warga di pedesaan, mengingat kebanyakan warga memiliki kesibukan masing-masing, sehingga terkadang tidak sempat untuk mencuci baju dan menyetrika.
Tak hanya itu, kata Nawal, usaha laundry juga lebih mudah dipelajari, karena setiap hari ibu-ibu ini mencuci. Tinggal mereka dilatih, bagaimana mempelajari SOP agar lebih tepat waktu, wangi, tidak tertukar dengan lainnya.
“Laundry bukan hanya menjawab kebutuhan dan mudah, tapi juga bisa dilakukan di rumah. Sambil momong, sambil masak, nyalakan mesin cucinya, kemudian disambi dengan aktivitas lain,” bebernya, saat membuka pelatihan, di Wisma Haji Armina Donohudan, Boyolali, Rabu (1/3/2023).
Nawal mengingatkan kepada para peserta yang merupakan kader PKK, agar sungguh-sungguh mengikut pelatihan. Termasuk, yang terpenting bagaimana agar bisa mempertahankan usaha tersebut, di tengah menjamurnya usaha laundry yang nantinya menjadi pesaing.
Standar operasional prosedur (SOP), imbuhnya, menjadi sangat penting. Dengan begitu, dapat memberikan jaminan bagi pelanggan, serta menertibkan karyawan.
“Strategi marketing yang tepat juga dibutuhkan. Misalnya, tiap dua kilogram (laundry), gratis satu kali cuci. Atau dengan jasa layanan antar jemput yang memudahkan pelanggan,” terang Nawal.
Di sisi lain, menurutnya, mereka dituntut memiliki manajemen untuk menghitung keuntungan yang tepat. Pendapatan yang masuk diatur, sehingga mereka bisa menyisihkan keuntungan untuk mengembangkan usaha, misalnya, untung sedikit untuk beli mesin cuci satu, dua, sehingga jadi lebih besar.
Nawal berharap, melalui pelatihan tersebut, tidak hanya mendorong perekonomian keluarga para peserta, tapi juga menambah pendapatan di masing-masing desa. Bagaimana pun, perempuan juga bisa berdaya secara ekonomi, termasuk menguatkan perempuan rentan, di antaranya perempuan sebagai kepala rumah tangga.
“Harapannya dengan pelatihan laundry ini, dapat menurunkan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah. Dengan ekonomi yang baik harapannya bisa menurunkan tingkat stunting juga,” tandasnya.
Ketua Baznas Provinsi Jateng, KH Ahmad Darodji menambahkan, pihaknya kembali melibatkan TP PKK untuk menguatkan perekonomian warga, yang menjadi salah satu program pokok PKK. Untuk itu dia berharap, peserta dapat mengembangkan keterampilan yang dimilikinya, demi menambah penghasilan keluarga.
Darodji juga mengingatkan peserta untuk dapat melayani pelanggan dengan cepat, bersih, murah, agar usahanya dapat terus berkembang. Tak kalah pentingnya, bagaimana menciptakan branding untuk usahanya.
“Kalau di boga dikenal dengan harga kaki lima rasa bintang lima, ini juga mesti menciptakan branding, tagline yang bisa menarik orang. Cari inovasi supaya terkenal, tapi dengan cara yang halal,” tegasnya.
Sementara, peserta pelatihan dari Macanan, Desa Jogosetran, Kecamatan Kalikotes, Kabupaten Klaten, Atik, mengaku senang dengan pelatihan laundry tersebut. Selama delapan tahun ini dia sudah menggeluti usaha yang sama. Namun, sejak pandemi Covid-19, usahanya agak sepi.
“Saya berharap dengan pelatihan ini, usaha saya bisa lebih maju lagi, biar kayak laundry-laundry yang gedhe,” ungkap Atik.
Peserta lainnya, Tri Sayekti, warga Bugel, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, mengatakan, keikutsertaannya merupakan bagian dari kegiatan Pokja 2 PKK untuk mewujudkan ibu hebat dengan peningkatan ekonomi keluarga. Dia bertekad mengembangkan usaha itu di desanya. Terlebih, suaminya, Purnawan, memberi dukungan penuh.
“Saya terinspirasi juga oleh teman yang punya usaha ini, tapi beda desa, usaha laundry kecil-kecilan. Di tempat saya juga termasuk pedesaan. Untuk merambah ke laundry, saya mulai dari skup yang kecil dulu, keluarga, bisa merambah ke tempat cakupannya lebih luas dan bisa berkembang. Apalagi suami mendukung saya,” tandasnya. (Ul, Diskominfo Jateng)