Boleh “Ndesa”, Tapi Wawasan Harus “Kutha”

  • 15 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

Pati – Institusi pendidikan berbasis pesantren melahirkan alumnus yang tidak hanya memiliki spiritualitas kuat, namun juga berwawasan dan berakhlakul karimah.

Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen mengatakan, semasa menimba ilmu, santri juga dididik menghormati guru dan menjunjung toleransi di tengah kehidupan bermasyarakat. Sikap tersebut menjadi nilai plus alumni yang lulus dari institusi pendidikan berbasis pesantren.

“Rasa tawadhu’ murid terhadap kiai/guru inilah yang harus dipertahankan. Kiai juga selalu mengajarkan toleransi kepada santri. Ini kekuatan kita di tengah era global,” terangnya saat hadir sebagai pembicara seminar bertajuk “Penguatan Jaringan Alumni untuk Kemajuan Institusi dan Daerah” dalam rangka 1 Dasawarsa Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) dan Khaul Syaikh Ahmad Mutamakkin, Sabtu (15/9).

Terkait jejaring alumnus, pria yang akrab disapa Gus Yasin ini menyarankan agar muktamar alumnus Ipmafa dapat segera dibentuk untuk mendukung pendataan, khususnya database karir. Dengan adanya pendataan alumnus yang komprehensif, diharapkan mereka dapat membantu almamater untuk membangun kerja sama produktif dengan perusahaan, industri, maupun institusi terkait lainnya.

“Dengan kesuksesan alumni mengharumkan nama pesantren, tidak menutup kemungkinan orang tua akan berbondong-bondong mendaftarkan putera-puterinya ke Ipmafa. Kesuksesan ini juga menjadi inspirasi bagi mahasiswa yang sekarang menimba ilmu di Ipmafa,” ujar mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah itu.

Senada dengan wakil gubernur, Rektor Ipmafa Abdul Ghafarrozin menjelaskan, muktamar alumni institusi pendidikan berbasis pesantren tujuannya menciptakan wadah alumnus yang terbaik. Sehingga simbiosis mutualisme antara kampus dengan alumnus dapat dibangun dan komunikasi antar alumnus terjalin dengan baik.

Tracer kita menunjukkan bahwa 15 persen (alumnus) studi lanjut. Tinggal 15 persen alumnus kita yang perlu kita bantu untuk menghubungkan jejaring agar mereka bisa segera berkhidmah,” jelasnya.

Abdul berpesan, alumnus harus senantiasa memperluas wawasan dan membangun jejaring di tengah kehidupan bermasyarakat.

“Boleh kita ndesa, tapi wawasan harus kutha. Jangan sampai momentum santri mengisi (berkontribusi bagi) negeri ini hilang begitu saja karena kita kurang gaul,” pungkasnya.

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait