Berantas Korupsi “Obatnya” Harus Tepat

  • 18 Sep
  • Prov Jateng
  • No Comments

Jepara – “Mengapa korupsi di Indonesia sulit sekali diberantas?” Pertanyaan itu disampaikan Wahyuni Rahmawati, mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) kepada Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi dalam Kuliah Perdana Mahasiswa Baru tahun akademik 2017-2018, Senin (18/9).

Menjawab pertanyaan itu, Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko menyampaikan, pada dasarnya korupsi terjadi hampir di semua negara. Tapi, tingkat korupsi Indonesia termasuk salah satu yang terhitung tinggi. Faktor penyebabnya sangat kompleks.

“Korupsi terjadi hampir di semua negara. Tentu ini bukan mencari pembenaran. Tapi yang pasti kita termasuk negara yang kasus korupsinya tinggi. Cina sangat tinggi, sekarang masih tinggi tapi sudah turun banyak. Negara yang korupsinya rendah antara lain Jepang dan Singapura,” tuturnya.

Untuk mengatasi korupsi, imbuh Heru, harus diketahui persis faktor penyebabnya. Analoginya, seperti memeriksa orang sakit yang mesti diketahui persis penyakitnya. Sehingga, bisa memberikan obat yang tepat.

“Ini perlu diteliti untuk tahu persis penyebabnya, sehingga obatnya tepat. Mirip orang sakit juga, obatnya juga harus sesuai. Yang berbahaya, kalau yang seharusnya mengobati itu ikut sakit. Yang harusnya memberantas korupsi, justru ikut melakukan korupsi,” jelas wagub.

Ketika ingin membersihkan sesuatu, katanya, tentu harus menggunakan alat yang bersih juga. Apabila tidak, kotoran yang ingin dibersihkan, justru akan semakin kotor. Menurut Heru, untuk memberantas korupsi, penanaman akhlaqul karimah yang paling memegang peran penting. Di samping itu adalah penindakan hukum yang keras dan tegas.

Akhlaqul karimah harus ditanamkan pada diri kita. Korupsi tidak pandang umur. Bisa orang tua, bisa orang muda. Di samping itu penindakan hukum sanksinya saya rasa harus cukup keras. Kita belum sampai sejauh itu,” tutupnya.

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

 

 

Berita Terkait