Ber-KB = Dukung Keadilan Sosial

  • 22 Oct
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – “Sebutkan empat alat kontrasepsi yang Bapak/ Ibu ketahui!”

Tantangan itu ditujukan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP kepada para peserta Senam dan Jalan Sehat Hari Kontrasepsi Sedunia di Halaman Kantor Gubernur, Minggu (22/10).

Haryanto, warga Kebonharjo, bergegas maju ke atas panggung untuk menjawab tantangan tersebut. Dengan lantang, pria tengah baya yang memiliki dua anak itu menjawab, “Kondom, KB suntik, vasektomi, dan tubektomi.”

Haryanto yang berhasil menjawab dengan tepat tantangan itu pun memeroleh hadiah sebuah sepeda gunung dari Sekda Sri Puryono. Belum puas dengan tantangan pertama, Ketua Forum Sekretaris Daerah Seluruh Indonesia (Forsesdasi) pun melontarkan pertanyaan kedua, “Mengapa pemerintah mengimbau dua anak lebih baik?”

Kali ini, Yanti, warga Kebonharjo yang maju menjawab.

“Kalau dua anak itu sekolah mereka bisa lanjut sampai perguruan tinggi, Pak. Pendidikan mereka lebih baik,” jawabnya.

Jawaban Yanti itu diacungi jempol oleh Sri Puryono. Menurut mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah itu, jawaban benar yang diungkapkan Haryanto dan Yanti menunjukkan program KB telah disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat. Sehingga mereka paham tentang arti penting program KB bagi kesejahteraan keluarga dan mengetahui jenis alat kontrasepsi.

“Saya tadi menguji dua orang pasangan usia subur. Ternyata mereka paham tentang kontrasepsi dan paham mengapa kelahiran anak dibatasi lebih baik dua anak. Itu bukti bahwa masyarakat telah tersosialisasi (program KB) dengan baik,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi menambahkan, program KB akan mendukung cita-cita keadilan sosial. Mantan Bupati Purbalingga itu mencontohkan, keluarga kaya yang memiliki banyak anak, mereka mampu memberikan masing-masing anak kendaraan bermotor. Jalan umum pun akan dipenuhi oleh kendaraan bermotor mereka.

“Keluarga kaya pun kalau anaknya banyak, maka mereka akan terlalu banyak menggunakan fasilitas umum. Sehingga mengganggu keadilan sosial. Misalnya saya punya sebelas anak. Saya belikan mobil satu orang satu mobil. Mereka akan menggunakan jalan dengan sebelas mobilnya. Kalau kita ber-KB, anak kita cukup dua, lebih mendukung keadilan sosial,” terangnya.

Heru pun mengapreasi M Sodhikin, peserta senam dan jalan sehat Hari Kontrasepsi Sedunia asal Kalibaru Timur, Bandarharjo, Semarang yang mendukung program KB. Dia hidup sederhana dengan dua putri yang saat ini duduk di bangku sekolah. Dengan ber-KB, Sodhikin berupaya menjamin pendidikan anak-anaknya makin baik. Pada acara tersebut, Shodikin menjadi peserta senam paling beruntung karena memeroleh hadiah berupa satu unit sepeda motor.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKN Provinsi Jawa Tengah Wagino SH MSi membeberkan, hingga kini KB suntik masih menjadi idola sebagian besar pasangan usia subur di Jawa Tengah.

“Di Jawa Tengah itu hampir 70 persen (alat kontrasepsi) yang diminati itu suntik dan pil. Tapi paling diminati adalah suntik tiga bulanan,” bebernya.

Meski diminati PUS, namun Wagino mengatakan, persediaan alat kontrasepsi KB suntik, pil, dan implan sangat memadai, bahkan hingga tiga tahun mendatang.

“KB suntik dan pil persediaannya masih cukup untuk tiga tahun. Jadi tidak ada masalah. Termasuk (persediaan) implan saat ini aman. Siapapun yang meminta alat kontrasepsi silahkan menghubungi fasilitas kesehatan terdekat, gratis,” jelasnya.

Wagino menyampaikan terima kasih karena sampai saat ini kepala daerah berbagai daerah di Jawa Tengah sangat mendukung program KB.

“Bupati Banyumas itu bahkan langsung ikut MOP,” pungkasnya.

 

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait