Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
BEM se-Indonesia Diminta Terima Ajakan Dialog Presiden
- 29 Sep
- ikp
- No Comments

GROBOGAN– Ajakan Presiden RI Joko Widodo untuk berdialog dengan BEM seluruh Indonesia, dinilai positif oleh politisi sekaligus putri Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Dia mengimbau agar mahasiswa mau menerimanya.
“Saya mengimbau mahasiswa agar mau menerima undangan Presiden Joko Widodo. Presiden sudah mau berbesar hati untuk mengundang mahasiswa berdialog kok malah ditolak,” tuturnya saat diwawancarai, pada kegiatan Pengajian Akbar dan Ngaji Bareng Hidmat Mar’ah Najihah Muslimat NU Kab. Grobogan dalam rangka memeringati Tahun Baru 1441 H, di Alun-alun Kota Purwodadi, Minggu (29/9/2019).
Yenny berpendapat, penolakan mahasiswa terhadap ajakan Presiden Jokowi untuk berdialog pada Jumat (27/9/2019), justru menyia-nyiakan kesempatan baik itu. Sebab, dialog tersebut bisa menjadi media komunikasi untuk mendapatkan titik temu.
“Kita berharap semua masyarakat mengedepankan dialog, mengedepankan komunikasi, sehingga tercapai titik temu, tercapai kesepakatan dalam rangka membangun Indonesia yang lebih baik ke depannya,” kata dia.
Pendapat tersebut disepakati Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen. Dia menyampaikan pesan Nabi Muhammad SAW, meski pemimpin melakukan perbuatan lalim, rakyat tidak boleh marah kepada orangnya, tapi cukup marah dengan perbuatannya.
“Rasulullah pernah mengatakan, setelah saya mati nanti, kalian akan menemukan kemungkaran yang besar, termasuk pemimpin yang lalim. Jika itu terjadi, Rasul berpesan, rakyat tidak boleh memusuhi pemimpin, selama pemimpinmu masih sholat,” bebernya.
Lantas bagaimana cara menyampaikan aspirasi ke pimpinan? Sesuai ajaran Rasulullah, cukup dipegang tangannya. Artinya, ajak pimpinan itu berbicara di tempat tertutup.
“Kalau kita ikut syariat Islam, ikut apa yang disampaikan Rasulullah, yang ditawarkan Presiden kepada mahasiswa, mestinya dilakukan,” imbau pria yang akrab disapa Gus Yasin ini.
Pesan senada juga disampaikan Wagub pada acara Khotmil Qur’an dan Haul Simbah KH Manshur bin KH Ahmad Churmain, di Ponpes Al Manshur, Minggu (29/9/2019). Jika tidak menyukai perbuatan seorang pemimpin, jangan sampai menjelek-jelekkan di muka umum, atau menyampaikan melalui kanal-kanal media sosial. Namun, di era sekarang rakyat bisa menyampaikan aspirasi di kanal-kanal yang sudah disediakan pemerintah, atau bertemu langsung dengan pimpinan daerahnya.
“Sakniki mlebet Revolusi Industri 4.0. Artine mlebu era millenial. Kabeh nganggo HP. Kabeh uwong bisa ngomong. Misale ngomong ‘aku ora ngomong ning ngarepe wong umum, ning ngumpat ning FB, Instagram, lan twitter’. Lha iki padha wae. Medsos kuwi luwih umum ketimbang ketemu uwong langsung,” jelasnya. (Humas Jateng)