Belilah Produk Temanmu

  • 14 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Apa jadinya jika 1.031 orang pengusaha retail tradisional berkumpul di satu tempat? Tentu perkenalan, ditambah dengan curhat (curahan hati) maupun obrolan untuk menambah jejaring, tak akan dilewatkan. Seperti yang telihat saat perkumpulan Sampoerna Retail Community (SRC), di Taman Budaya Raden Saleh, Rabu (14/11).

Kehadiran Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP pun dimanfaatkan mereka untuk menyampaikan tips keberhasilan maupun unek-uneknya.

Senin misalnya, pengusaha retail dari Sambiroto Kabupaten Kendal, mengungkapkan, belum genap lima tahun berjualan sembako, tapi saat ini dia bisa meraup keuntungan bersih Rp 2,5 juta per bulan. Pendapatan tersebut terhitung cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kendati begitu, dia terus berupaya menambah omsetnya. Trik untuk meningkatkan pendapatannya, dengan memasok produk yang paling dicari oleh masyarakat.

“Meskipun menurut saya pendapatan ideal dari usaha ini sebesar Rp 4 juta. Dan itu target pengembangan yang ingin saya capai, salah satu caranya dengan memperbanyak stok beras karena itu yang paling laku cepat,” katanya.

Berbeda dengan Sri Purwaningsih dari Demak. Dia menceritakan, dalam sebulan pendapatan bersihnya sebesar Rp 3 juta. Wanita tersebut merasakan betul peningkatan usaha dan pendapatannya setelah ikut komunitas. Hal itu karena dari SRC melakukan pendampingan usaha yang intens.

“Setiap hari nabung seratus ribu, insya Allah buat haji,” ungkapnya.

Arief Triastika, Manager Regional Relation & CSR Sampoerna mengatakan SRC ini merupakan wadah pengusaha retail tradisional untuk berbagi informasi dan trik menjalankan usaha.

“Filosofi sapu lidi yang jadi pegangan kami agar peningkatan perekonomian bagi peritel tradisional. Jalinan erat antara kami, retail tradisional dan pemerintah dan loyalitas konsumen yang utama,” katanya.

Mendengar ungkapan pengusaha retail tradisional atau toko kelontong, Gubernur Jawa Ganjar Pranowo yakin sektor UMKM menjadi solusi tepat peningkatan perekonomian masyarakat. Karena dalam sebulan pendapatan bersih yang mereka dapatkan bisa mencapai Rp 3 juta.

Kepada 1.031 pengusaha retail tradisional, Ganjar mengatakan menjamurnya retail modern bukanlah alasan untuk menutup gasik toko. Justru banyaknya pesaing usaha semakin memicu untuk melahirkan banyak inovasi.

“Zaman sudah berubah, ada banyak retail di sekitar bapak ibu. Gotong royong sampeyan luar biasa, hebat. Buatlah koperasi dan komunitas, agar dilatih kapasitas cara dagang pemasaran mengelola aset dan lainnya,” bebernya.

Ditambahkan, untuk melakukan peningkatan tersebut pihaknya saat ini tengah mengumpulkan kekuatan yang ada di Jateng.  Mulai dari pemerintah, pengusaha besar, diharapkan semakin intens melakukan pendampingan, khususnya membantu akses permodalan.

“Kita harapkan Sampoerna juga bisa memfasilitasi bagaimana agar mereka bisa mengakses permodalan dengan suku bunga rendah. Persyaratannya gampang tidak mencekik seperti rentenir,” tegas mantan anggota DPR RI ini.

Dengan cara ini, menurutnya akan membikin mereka bisa mengembangkan ekonomi berdikari. Sebagai tolok ukur, harus ada target. Ganjar lantas menyitir curhatan Senin yang ingin menaikkan pendapatan dari Rp 2,5 ke Rp 4 juta perbulan.

“Tinggal kita target saja. Mari seluruh pedagang ini kita dorong untuk minimum dia dapat penghasilan Rp 4 juta. Ini melebihi UMK, bahkan UMK DKI Jakarta. Jadi kalau mereka dapat seperti itu insya Allah hidupnya jauh lebih baik,” urainya.

Jika hal tersebut terealisasi, gubernur berpesan kepada para pengusaha retail tradisional agar jangan melupakan sedekah, pada tetangga, anak yatim dan fakir miskin. Karena itu faktor penting berkahnya rizki. Ganjar juga mengajak mereka mendeklarasikan untuk saling membeli.

“Sekarang kita kampanye, belilah produk temanmu, tuku dagangane kancamu,” tandas Ganjar.

 

Penulis : Ib, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait