Belajar dari Bakul Bakso 

  • 14 Jul
  • Prov Jateng
  • No Comments

Semarang – Jangan sepelekan pedagang kaki lima, khususnya pedagang bakso. Sebab dari mereka, masyarakat dapat berlajar mengenai semangat dan kegigihan berjuang, serta kreativitas maupun inovasi yang tak pernah mandek.

Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menyebut para pedagang bakso, termasuk mereka yang berjualan mi ayam, pedagang kaki lima, dan pedagang di pasar tradisional sebagai pejuang. Sebab, mereka sudah mengamalkan salah satu konsep Trisakti Bung Karno, yakni berdikari dalam bidang ekonomi. Tak hanya itu, para pedagang itu tidak bergantung kepada orang lain dan selalu semangat untuk memajukan usahanya.

Ojo nyepeleke bakul bakso, bakul bakso niku nek kangge kula piyantun-piyantun pejuang. Wani dodolan dhewe, usaha dhewe, gawe dhewe, bangkrut dirasake dewe, bathi akeh apa meneh,” katanya saat Halal Bihalal Keluarga Besar Paguyuban Sido Rukun, Manunggal Jaya, Paguyuban Pedagang Pesona Burung Semarang (P3BS), dan Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso (Apmiso) Jawa Tengah, di Wisma Perdamaian Semarang, Kamis (12/7) malam.

Ditambahkan, pedagang bakso juga memiliki inovasi dan kreativitas tiada henti karena selalu ada produk bakso yang khas demi meningkatkan pangsa pasar, seperti bakso tenis hingga bakso beranak. Bahkan penggunaan bahan dasar tidak terbatas pada daging sapi melainkan juga memakai daging kerbau, ayam, kelinci, hingga ikan.

Bakso sak niki nggih inovatif lan kreatif. Yen dhisik mung bakso (daging sapi) tok, sak niki dikembangke bakso ikan, bakso kebo. Sing penting ampun bakso celeng lan bakso tikus,” ujarnya.

Tidak hanya kreativitas, kata Ganjar, mereka juga selalu menjaga kualitas agar tidak ditinggalkan oleh pelanggannya. Semangat inilah yang mesti ditiru oleh pedagang-pedagang lain di dalam mengembangkan usaha. Sehingga tugas pemerintah tinggal memfasilitasi permodalan dengan suku bunga rendah atau memberikan pelatihan pemasaran yang lebih inovatif, seperti memanfaatkan teknologi informasi dan media sosial.

Gubernur juga berharap pedagang bakso tetap menjaga integritas dalam mengolah produk dan  menjaga keamanan pangan. Sehingga apa yang dikonsumsi oleh pelanggan dapat memberikan manfaat dan kesehatan.

Sementara itu, Ketua Apmiso Lasiman mengatakan halal bihalal ini selalu diadakan setiap tahun agar seluruh pedagang guyub dan tidak  terjadi perselisihan. Hal ini sesuai dengan tema yang diangkat, yakni ‘Hati yang Bersih Dimudahkan Dalam Berusaha’ karena perselisihan maupun kebencian akan membuat hati menjadi kotor dan akan berdampak pada usaha mereka.

“Kalau selalu menyalahkan menjadikan hati tidak bersih, kalau hati tidak bersih jualan tidak laku. Maka dalam kesempatan ini kita sebagai umat beragama khususnya agama Islam, mari kita buat hati yang bersih karena dengan  hati bersih akan dimudahkan oleh Tuhan,” pungkasnya.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait