Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Bedah Buku, Sekda Dapat Kejutan Peringati Ultah Perkawinan
- 26 Aug
- ikp
- No Comments

SRAGEN – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP dan istri Rini Sri Puryono, mendapat kejutan manis, saat keduanya menghadiri acara Bedah Buku Birokrat Gaul Taat Azas, di SMA Negeri 1 Sragen, Minggu (25/8/2019).
Kejutan yang diberikan berupa perayaan peringatan ulang tahun perkawinan yang ke-34. Lagu berjudul Kado Ulang Tahun dibawakan dengan apik oleh paduan suara SMAN 1 Sragen, mengiringi tiup lilin kue ulang tahun perkawinan. Suasana romantis mendadak menyergap ruang aula SMA, tempat dulu Sri Puryono menimba ilmu.
Bagi orang nomor satu di birokrasi Provinsi Jawa Tengah itu, SMAN 1 Sragen menyimpan banyak cerita. Tak hanya cerita saat dia belajar, tapi juga ketika dia menemukan cintanya. Maka, saat hadir di acara bedah bukunya, Sri Puryono mengenakan baju SMA yang dijahit secara khusus. Dia ingin mereview dan merefleksikan tiap sudut sekolah yang mempunyai kenangan berarti baginya.
Saat memberikan sambutan, ketua Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Jateng itu buka-bukaan soal kisah asmara yang bermula dari tantangan guru agamanya, bernama Muhadi. Dia ditantang apakah berani memacari Rini yang merupakan anak guru matematika bernama Suyatno.
“Suatu saat di SMA ada perayaan ulang tahun. Ada ulang tahun, Dik Rini datang. Kemudian Pak Muhadi Pirsa. ‘Pur kowe wani ora macari anake Pak Yatno.’ Digituin. Wong aku numpak sepeda, sainganku numpak RX King,” kenangnya
Apalagi, lanjutnya, kala itu ayah Rini dikenal galak. Merasa tertantang, dia pun mencari cara untuk mendekati Rini. Bahkan, Sri Puryono disebut punya nyali besar untuk mendapatkan perempuan yang kini menjadi dosen Undip itu.
Selepas lulus SMA, awalnya Sri Puryono mendaftar di Fakultas Kedokteran UNS. Namun, tidak diterima. Kecewa? Pasti. Meski begitu laki-laki berusia 59 tahun itu tidak patah arang. Atas saran kakaknya, dia mendaftar di Fakultas Kehutanan UGM dan diterima. Di UGM, suratan takdir kembali mempertemukan dia dengan Rini yang diterima di Fakultas Biologi UGM.
Di UGM itulah, komunikasi Sri Puryono dan Rini intens terjalin. Sebab, keduanya bergabung di organisasi yang sama, yakni Himpunan Mahasiswa Islam.
“Saya aktif di sana. Dan bahkan Dik Rini sering saya bon kalau ada kegiatan HMI,” tuturnya
Saat beraktivitas di organisasi, menjadi kesempatan untuk melakukan pendekatan. Berbagai cara dilakukannya agar Rini mau menerima cintanya. Hingga pada akhirnya, pada 13 Desember 1981, dia menyatakan cintanya. Itu pun setelah didorong oleh teman Rini yang bernama Endang Pujiastuti.
“Mas Pur njenengan serius apa ora tho karo Mbak Rini. Saya jawab ya serius. Mbak Endang mengatakan, nek serius ya ndang,” kenangnya.
Pernyataan cinta Sri Puryono berbuah manis karena Rini mau menerima cintanya. Setelah menempuh proses pacaran yang juga tidak mudah karena menghadapi galaknya sang calon ayah mertua, dia memberanikan melamar Rini pada 1984. Kala itu dia sudah lulus kuliah dan diterima bekerja di Jambi.
“Saya nekat nembung sendiri ke Bapak dan Ibu Yatno. Bapak, ibu kula badhe nyambut damel dhateng luar jawa. Menawi saged, menawi pikantuk, dek Rini kula suwun dados semah kula,” bebernya.
Permintaan tersebut ditanggapi sang calon ibu mertua, agar Sri Puryono menunggu Rini hingga lulus kuliah. Sri Puryono pun menerjemahkan jawaban itu sebagai sebuah penolakan. Dia sempat stress dan masuk rumah sakit Bethesda.
“Justru di rumah sakit itu ada hikmahnya. Saya dirawat, diurusi calon istri. Pak Yatno dan Bu Yatno menjenguk dan mengatakan ,‘Mas aja gela gur wektune wae’. Saya langsung sehat,” kata dia.
Singkat cerita, Sri Puryono akhirnya menikah pada 1985 dan dikaruniai dua putri, Indriastuti dan Nurul Febriani. Semua kenangan itu diceritakan Sri Puryono dalam bukunya Birokrat Gaul Taat Azas.
“Buku ini saya susun sebenarnya untuk internal keluarga saya. Ini lho mbahmu, pakdhemu, paklikmu yang waktu kecil dididik dengan sangat keras oleh bapak saya. Saya ambil hikmah dari Bapak saya, kowe nek pengen ngrasakke kepenak, kudu wani rekasa,” tutupnya. (Humas Jateng)