Batik Daun Diharap Pikat Anak Muda

  • 19 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

Pemalang – Batik tulis atau batik cap dari alat yang sudah ditentukan motifnya, banyak ditemui di pasaran. Tapi bagaimana jika batik dicap menggunakan daun?

Anda penasaran? Batik daun bisa ditemui di salah satu stand Gelar Desain Produk Industri Kreatif Jawa Tengah pada Pesta Rakyat 2018 yang berlangsung di Sirkuit Pantai Widuri dari Sabtu (18/8) – Senin (20/8). Motifnya yang menyesuaikan dengan tulang daun membuat batik tersebut tampak lebih menarik.

Motifnya yang berbeda itu pula yang menarik perhatian Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Tengah Hj Atikoh Ganjar Pranowo. Dia pun menyempatkan untuk mempelajari cara membuatnya.

Agar motifnya tegas, daun yang digunakan pun mesti memiliki tulang yang telah tebal. Misalnya daun singkong, ubi, nangka, dan sebagainya. Setelah memilih daun, Atikoh pun mengolesi tulang daun dengan pewarna batik. Selanjutnya, agar tidak menetes atau mblobor, daun diletakkan dulu di atas koran, kemudian baru dicapkan ke kain. Setelah dicap, pewarnaan dasarnya dilakukan seperti batik tulis.

“Batik ini dicap menggunakan daun, tapi dikolaborasikan dengan batik tulis. Batik daun ini tidak terlalu complicated. Saya berharap, dengan ide kreatif ini anak-anak muda mau membatik,” ungkapnya, di sela-sela kunjungannya, Sabtu (18/8).

Tidak hanya batik daun, kata Atikoh, kreasi batik juga semakin beragam. Terutama, dalam penggunaan pewarna alami, di mana sudah ditemukan sejumlah warna alami yang semakin terang. Tentunya, di samping aman bagi lingkungan, juga semakin menarik bagi pembeli.

Diakui, industri kerajinan semakin berkembang. Baik dari penggunaan bahan, hingga kreasi produknya. Tak jarang mereka menggunakan bahan limbah. Salah satunya, hiasan kupu-kupu dari daun, yang ada di salah satu stand Pameran Produk Kriya Pesta Rakyat 2018.

Dekranasda, baik provinsi maupun kabupaten/kota terus berupaya memromosikan dan memfasilitasi para pengrajin. Termasuk, meningkatkan ketrampilan sumber daya manusia dengan melibatkan akademisi, maupun pelaku usaha yang sukses dengan menjadi bapak asuh atau memberikan branding yang bagus.

“Pameran di Pesta Rakyat ini merupakan upaya untuk meningkatkan strategi pemasaran. Selain itu ada juga website untuk market place. Jadi, yang virtual dan yang konvensional, semuanya dilakukan,” tandas Atikoh. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait