Banyak, Tapi Kurang Banyak

  • 11 May
  • Prov Jateng
  • No Comments

 

Boyolali – Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Jawa Tengah yang menjadi binaan Dinas Koperasi dan UMKM dinilai Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP masih sedikit dibandingkan jumlah UMKM yang belum terkover. Dari data per 31 Desember 2016, jumlah UMKM yang dibina mencapai 115.751 unit dengan aset mencapai Rp 22,3 triliun dan omset sebanyak Rp 43,5 triliun. 

Ganjar mengatakan UMKM berperan besar dalam penyerapan tenaga kerja di mana pada 2015 lalu data dari BI mencatat penyerapan tenaga kerja UMKM mencapai 97 persen dari jumlah tenaga kerja nasional. Sehingga UMKM perlu dinaikan kelasnya agar lebih berkontribusi dalam pengembangan perekonomian daerah.

“UMKM binaan Dinas Koperasi dan UMKM itu jumlahnya 115.751 unit. Banyak, tapi kurang banyak buat saya, karena realitanya sebenarnya jauh di atas itu yang memang perlu kita bina,” katanya saat menjadi salah satu narasumber dalam acara Forum Ekonomi Nusantara bertajuk ‘Peran UMKM dalam Pengembangan Perekonomian Daerah’ di Pendapa Kabupaten Boyolali, Rabu (10/5).

Menurut gubernur, selain kemudahan akses modal dari perbankan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, faktor penting yang dapat membuat UMKM naik kelas adalah pendamping UMKM yang diterjunkan oleh pemerintah. Para pendamping inilah yang nantinya terus melakukan pendampingan dan memberikan konsultasi kepada pelaku UMKM untuk memajukan usahanya.

“Pendampingan ini jangan diremehkan, seolah-olah setelah mereka mendapatkan skill yang diberikan, sudah ada akses modalnya terus beres. Belum tentu, pendampingan ini menurut saya yang akan meningkatkan kelas mereka,” ujarnya.

Mantan anggota DPR RI berharap UMKM di Jawa Tengah bisa ikut masuk ke dalam program Cyber UMKM yang bertujuan agar UMKM dapat naik kelas dengan melakukan listing ke website Dinas Koperasi dan UMKM. Sehingga nantinya dapat diidentifikasi kesulitan yang dihadapi agar bisa mendapatkan pendampingan yang dibutuhkan. Setelah itu, UMKM juga dituntut untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinyuitas produk agar pasar yang sudah dalam genggaman tidak lepas karenanya penurunan ketiga faktor tersebut.

Untuk bisa memenangkan persaingan, jelas Ganjar, UMKM juga diminta berkelompok membentuk sebuah koperasi dengan jumlah anggota yang cukup banyak hingga mencapai ratusan ribu anggota. Hal itu diperlukan agar mereka dapat menentukan harga produk dan bersaing dengan korporasi.

“Makna berkoperasi itu adalah kooperatif atau kerja sama. Kalau bisa anggotanya jangan 25 tapi 100 ribu. Maka saya sampaikan kalau mau bergabung dengan koperasi, anggotanya banyak dan modalnya terkumpul banyak akan bisa melawan korporasi,” pungkasnya.

 

Reporter : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait