Bantuan Gubernur untuk Irigasi, Petani di Kendal Bisa Panen Melimpah

  • 10 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

KENDAL – Petani di Desa Donosari Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal akhirnya dapat menikmati panen yang melimpah dari hasil pertanian. Hal itu dirasakan setelah desanya mendapat bantuan pembangunan jaringan irigasi dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Bantuan Gubernur dari anggaran tahun 2022 itu terdiri dari dua titik. Yakni Jaringan Irigasi desa (JIDes) dan Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT), dengan total Rp400 juta. Kemudahan mendapatkan air irigasi itu, mampu mengurangi beban petani dan meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil panen.
Ketua Kelompok Tani Sido Rukun Desa Donosari, Mugiyo mengatakan bahwa bantuan jaringan irigasi dari Gubernur sangat bemanfaat bagi petani di desanya. Jaringan irigasi yang dibangun sepanjang 270 meter itu mampu mengairi seluas 55 hektare sawah.
“Setelah dapat bantuan dari Pak Ganjar, air irigasi menjadi lancar. Khusunya untuk 55 hektare sawah dengan sekitar 400 penggarap,” katanya, Jumat (10/2/2023).
Diceritakannya, dulu saat jaringan irigasi masih belum ada taludnya, aliran air tidak lancar. Selain berpotensi gagal panen, juga mengakibatkan konflik antarpetani karena berebut air.
Sehingga untuk mendapatkan air irigasi, petani di desanya menggunakan mesin pompa air. Satu hektare sawah membutuhkan biaya kurang lebih Rp1,2 juta untuk beli solar selama masa tanam.
“Sebelumnya petani rebutan air karena irigasinya masih tanah dan airnya lambat. Tapi sekarang kalau bahasa Jawa airnya turah-turah (melimpah-ruah). Kalau dulu iuran satu hektare Rp1,2 juta, kalau sekarang hanya Rp600 ribu, jadi mengurangi 50 persen biaya,” paparnya.
Mintarjo, petani Desa Donosari menyampaikan, adanya bantuan jaringan irigasi tersebut membuat hasil panen meningkat. Dari 5,1 ton per hektare, kini menjadi 7,2 ton padi per hektare.
Alhamdulillah kami sangat bersyukur dengan adanya bantuan irigasi dari Pak Ganjar. Hasil panennya lebih meningkat, lebih memuaskan, hasil padi kami lebih berkualitas. Saya menggarap satu hektare, hasilnya sekarang 7,2 ton, dan kualitasnya sangat bagus,” tuturnya.
Selain itu, lahan pertanian di desanya saat ini mampu menjalani tiga kali masa tanam. Yakni, dua kali masa tanam padi dan satu kali palawija.
“Debit airnya juga bisa diatur. Kalau waktu mau panen airnya bisa dikurangi agar tidak merusak tanaman padi, sekaligus mengurangi kualitas,” imbuhnya.
Menurut Mintarjo, Gubernur Jawa Tengah dua periode itu telah memberikan perhatian kepada para petani. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait