Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Bangun Kesadaran Bayar Zakat, Baznas Perlu Tingkatkan Literasi dan Edukasi
- 22 Nov
- ikp
- No Comments

SURAKARTA – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merasa terbantu dengan dana zakat yang dihimpun dan disalurkan Baznas Provinsi Jawa Tengah. Dana yang didistribusikan sudah banyak yang dialokasikan untuk penanggulangan kemiskinan maupun kebencanaan.
“Itu kolaborasi kita (Pemprov Jateng) dengan Baznas, bagaimana penanganan kemiskinan, juga bagaimana penanganan kedaruratan kebencanaan, itu juga banyak dibantu dana dari Baznas,” tutur Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno, seusai mendampingi Kunjungan Kerja Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, dalam Silaturrahim Pimpinan Baznas se -Jawa Tengah, di Hotel Sunan Surakarta, Senin (21/11/2022).
Sumber dana zakat yang terkumpul di Baznas Provinsi Jateng, salah satunya dari ASN Provinsi Jateng. Hingga pekan kedua Oktober 2022, terhimpun zakat sebesar Rp57 miliar atau setara dengan total zakat ASN pada 2021 lalu. Dana tersebut antara lain sudah dialokasikan untuk rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), jambanisasi, pelatihan, pemberian modal usaha produktif, dan pemberian makanan tambahan untuk penanganan stunting.
“Kita kalau di Pemprov Jateng, ASN provinsi, laporannya sudah hampir semua (bayar zakat). Tadi yang jadi problem adalah bagaimana dengan ASN yang APBN dari kementerian/ lembaga yang ada di Jateng, juga dari teman-teman yang ada di kabupaten/ kota. Tadi butuh support dari Pak Wapres untuk mendorong dari teman-teman kementerian/ lembaga zakatnya (bisa) masuk ke Baznas di daerah-daerah,” urai dia.
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengatakan, zakat yang dibayarkan para muzakki, manfaat dan maslahatnya nampak dan bisa dirasakan. Namun Wapres memandang, potensi zakat yang tergali masih rendah, yakni baru sekitar 10 persen. Maka, Baznas perlu bekerja lebih keras untuk mengedukasi para calon muzakki.
“Saya lihat ada beberapa hal yang memang menjadi kendala. Salah satunya itu pemahaman. Literasi. Pemahaman masyarakat kita yang belum utuh, belum semua memahami,” tuturnya
Wapres berpendapat, membangun literasi dan pemahaman mengenai kewajiban berzakat, saat ini masih dalam tahap harus diperjuangkan. Perlu ditanamkan pemahaman, bahwa zakat yang dibayar bukan hanya menyelamatkan para mustahik, tetapi juga menyelamatkan muzakki.
“Bahwa zakat itu bukan saja menyelamatkan umat, tapi menyelamatkan juga para pemilik harta, supaya selamat dia. Sebab di dalam hartanya orang kaya itu, ada hak orang lain. Ada harta zakat yang bukan punya dia, tapi punyanya orang fakir miskin. Jadi kalau dia tidak mau mengeluarkan, berarti dia makan hartanya fakir miskin,” paparnya.
Wapres yakin, dengan literasi dan edukasi yang masif, akan terjadi peningkatan kesadaran masyarakat dalam membayar zakat. Saat ini pun, sebenarnya sudah nampak ada tren kenaikan, tetapi belum signifikan. Apabila edukasi dan literasi digencarkan, pihaknya optimis, akan terjadi lompatan pembayaran zakat. (Humas Jateng)*ul