Bangun Karakter Artinya Tak Bohong

  • 11 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah serius mengupayakan pendidikan murah bagi pelajar SMA/SMK, sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang menjadi prioritas Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP dan wakilnya H Taj Yasin Maimoen. Keseriusan tersebut diwujudkan dengan tambahan dana untuk biaya operasional pendidikan SMA/SMK.

“Pendidikan itu jangan gratis, tetapi murah, terjangkau. Mulai tahun ini, melalui APBD yang direncanakan pada tahun 2017 lalu, sudah ditambah anggaran sehingga bayar sekolahnya bisa disubsidi cukup banyak. Insya Allah tahun depan kita tambahi lagi. Untuk yang tidak mampu, kita gratiskan,” terang Gubernur Ganjar Pranowo saat menjadi narasumber dialog “Gubernur di Radio” di Studio Mini Kantor Gubernur, Senin (10/9).

Dengan biaya pendidikan terjangkau, orang nomor satu di Jawa Tengah itu mendorong agar semakin banyak anak-anak yang dapat duduk di bangku sekolah. Sehingga program wajib belajar minimal 12 tahun dapat tercapai.

Ganjar menambahkan, konsep pendidikan terjangkau seharusnya tidak membebani orang tua dengan biaya pembangunan gedung sekolah.

“Orang tua jangan dibebani kalau siswa masuk dijaluki duit kanggo bayar gedung. Gedung urusannya pemerintah. Mereka membantu kalau anak mau ikut lomba atau kegiatan ekstrakurikuler,” lanjutnya.

Selain biaya pendidikan yang terjangkau, hal lain yang tak kalah penting adalah menanamkan pendidikan karakter pada diri siswa dan orang tua. Ganjar tidak ingin persoalan surat keterangan tidak mampu (SKTM) saat penerimaan peserta didik baru (PPDB) mencuat kembali pada masa mendatang.

“Penting untuk mendidik karakter siswa dan orang tua. Ingat nggak kemarin persoalan SKTM malu-maluin. Membangun karakter itu artinya tidak bohong,” tegasnya.

Bagi Ganjar, pembangunan SDM tidak melulu dari sisi pendidikan. Upaya untuk merintis usaha mandiri juga bagian dari pembangunan SDM. Ganjar menjelaskan, ada tiga faktor utama yang menentukan seseorang mampu berdikari, yaitu keterampilan, akses modal, dan pendampingan.

“Pendampingan inilah yang mendorong mereka untuk mandiri. Diajari pemasaran sampai packaging yang oke, sehingga nanti mereka bisa mandiri. Kita punya Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Dinas Tenaga Kerja yang punya program-program pelatihan,” bebernya.

Alumnus UGM itu menambahkan, Pemprov Jateng juga berupaya memberikan pelayanan publik yang mudah, murah, cepat. Salah satunya dengan proses perizinan berbasis online single submission (OSS) yang semakin praktis diakses.

“Mudah, murah, cepat sebenarnya sudah melekat di teman-teman OPD kita. Sekarang ada online single submission (OSS). Artinya izin hanya perlu satu kali, online, satu pintu dan nggak ada jendelanya. OSS kita harapkan bisa mengurangi pungli,” pungkasnya.

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait