Bangkit Itu Perlu Inovasi, Kreasi, dan Literasi

  • 16 Mar
  • ikp
  • No Comments

Magelang – “Seberapa penting Pramuka pada era milenial sekarang dalam membentuk karakter generasi muda, Kak?”

Pertanyaan itu dilontarkan Rahma Fadilah, salah seorang kontingen putri asal Kabupaten Kebumen saat acara Jumpa Tokoh Raimuna Wilayah Binwil Kedu dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pondok Tingal, Jumat (15/3/2019).

Mendengar pertanyaan tersebut, Ketua Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) Jawa Tengah itu lantas meminta Rahma untuk menyebutkan Dasa Dharma Pramuka. Dengan lantang, gadis berhijab itu merinci butir-butir Dasa Dharma Pramuka secara runtut.

Ganjar menjelaskan, Dasa Dharma Pramuka memuat nilai-nilai positif untuk pembentukan karakter generasi muda. Ketika anggota Pramuka mengamalkan nilai-nilai positif tersebut, akan membentuk mereka menjadi pribadi yang berbudi pekerti luhur.

“Nilai-nilai Dasa Dharma Pramuka membentuk karakter menjadi manusia religius. Pramuka tidak pernah merusak alam, tidak pernah membuang sampah sembarangan, punya integritas, cinta Tanah Air, patuh dengan gurunya, suka bermusyawarah, punya rasa kemanusiaan tinggi, tidak hoaks karena suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Penting banget pokoknya Pramuka,” tegasnya.

Tak mau ketinggalan, Fani Kusuma, salah seorang kontingen putra asal Kabupaten Purworejo memanfaatkan acara Jumpa Tokoh itu untuk bertanya kepada mantan anggota DPR RI tersebut.

“Bagaimana cara pengusaha muda agar bisa survive saat jatuh, Kak? Karena banyak teman saya yang sama-sama usaha ketika jatuh itu langsung down dan bubar (usahanya)?” tanya pemuda yang tengah merintis usaha konveksi itu.

Ganjar pun menjawab agar tak menyikapi sesuatu halangan sebagai kesulitan.

“Semua orang berpikirnya sesuatu adalah sulit. Coba dibalik, sesuatu adalah mudah karena saya yakin saya bisa,” ujarnya memotivasi.

Alumnus UGM itu kemudian bertanya kepada Fani tentang pengalaman buruk yang pernah dia alami saat berbisnis dan langkah apa yang dilakukannya setelah itu.

“Saya pernah ditipu, Kak. Bajunya kemudian saya recovery, sablonnya dikeletek (dilepas). Saya desain lagi lebih bagus kemudian dijual lebih mahal,” bebernya.

Ganjar berpendapat, Fani telah melakukan langkah jitu untuk bangkit dari pengalaman buruknya berwirausaha. Dia pun menyarankan agar generasi muda yang kini tengah merintis usaha agar pantang menyerah dalam menciptakan inovasi produk. Ide-ide baru akan lebih mudah mengalir ketika mereka gemar membaca untuk memperluas wawasan.

“Kalau jatuh itu kita perlu menganalisis apa penyebabnya lalu memperbaiki strateginya. Bangkit itu perlu semangat, inovasi, kreasi, maka perbanyaklah literasi. Karena ketika tahu banyak hal, orang akan bisa menyelesaikan persoalan-persoalan,” tandas Ganjar.

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Sl, Humas Jateng

Berita Terkait