Atikoh pun Ikut Tebar Pesona Batik Blora di “Semarang Fashion Trends” 2022

  • 06 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Keanekaragaman batik Jawa Tengah semakin kaya dengan hadirnya motif Blora yang mengusung flora jati, bunga jati, pring tayub, hingga enthung jati. Keelokan batik Blora turut ditampilkan di atas catwalk pada Semarang Fashion Trend 2022, di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktitas (BBPVP) Semarang, Jumat (5/8/2022) malam.
Ketua Dekranasda Jateng Siti Atikoh Ganjar Pranowo ikut memamerkan busana batik Blora rancangan Lydia Christine. Atikoh nampak elegan namun masih casual, mengenakan outer cardigan berwarna dasar hitam dengan kombinasi lurik, dan rok panjang motif bunga-bunga nan cerah bermekaran.
Tidak sendiri, Atikoh memamerkan batik khas Blora bersama Ketua Dekranasda Blora Ainia Shalichah Arief Rohman, Wakil Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu, istri Kepala OJK Regional 3 Jateng Siti Aman Santosa, istri Kepala Perwakilan BI Jateng Dian Rahmah Rahmat Dwisaputra, dan Kepala Dinkop UKM Jateng Ema Rachmawati.
Atikoh menyebut, perkembangan batik Blora luar biasa. Itu dilihat dari atmosfer berusaha UMKM dan dukungan pemerintah. Keikutsertaannya malam itu merupakan bagian dari dukungan bagi perkembangan batik Blora.
“Batik Blora menunjukan perkembangan luar biasa, hatapannya bisa menampilkan sesuatu yang spesifik, dan berkesan Blora banget. Bajunya keren sekali, terima kasih sudah didesainkan,” ujarnya, seusai pagelaran.
Hal itu diamini Ketua Dekranasda Blora Ainia Shalichah. Ia mengatakan, dengan tampilnya batik Blora di gelaran Semarang Fashion Trend, menjadi sinyal kesiapan batik asal Blora, di kancah wastra nasional.
“Terima kasih beliau selalu men-support kami. UMKM di Blora khususnya yang batik fashion, harapannya sudah (siap) ready to wear,” urainya.
Sementara itu, desainer pakaian asal Blora Lydia Christine mengatakan, batik Blora terinspirasi oleh lingkungan sekitarnya.  Ia mengaku kali pertama mencipta batik, karena iba dengan kondisi masyarakat.
Ia akhirnya menggandeng para UMKM di Blora untuk dibina, dan membuat ragam motif batik.
“Awalnya saya lihat banyak yang daftar kerja tapi tidak lulus sekolah. Nah dari situ timbul keinginan bantu. Nah batik ini kan relatif mudah pengerjaannya, bisa dilakukan orang muda sampai tua,” ujarnya yang telah delapan tahun menekuni bisnis fesyen batik motif Blora itu.
Rupanya keinginan membantu Lydia direstui semesta. Ternyata, leluhurnya pun merupakan perajin batik di Blora.
“Di rumah itu ada seperti kolam-kolam besar, rupanya simbah dulu juga pembatik. Kolam itu untuk mewarnai batik,” ungkapnya.
Kepala Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra mengatakan, pihaknya turut mendukung perkembangan batik Blora. Ini dilakukan dengan penguatan para pelaku UMKM.
“Harapannya batik Blora bisa sejajar dengan batik lain yang sudah eksis,” ujarnya.
Bupati Blora Arief Rohman mengatakan, berbagai usaha dilakukan untuk mempromosikan batik motif Blora. Hal itu agar bisa mengungkit ekonomi warga Blora.
“Ini dilakukan dengan pembinaan pada perajin, motif diperbaiki. Kita ikuti event di Yogya, Semarang, juga di Jakarta ada diaspora perkenalkan batik Blora,” pungkasnya. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait